"Dari kecil saya sudah cinta dengan karya sastra Indonesia, seperti karya Pujangga Baru dan Pujangga Lama. Tapi, lama-kelamaan saya merasa kehilangan karya yang bisa mengisi ruang imajinasi dan kekayaan batin," katanya.
Ia menjadi salah satu pembicara soal reformasi perbukuan di Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta, Kamis (5/6).
Daripada mengeluh, ujar pemain film dan sinetron ini, ia mulai menulis. Sesuatu yang juga menjadi hobinya. Happy sudah menerbitkan buku kumpulan cerpen, Pulang (2006), dan satu lagi segera menyusul.
Sebagai pelampiasan kerinduan itu, ia berdiskusi dan berbagi karya dengan mahasiswa dan siswa sekolah. "Saya ingin tunjukin, karya sastra Indonesia itu enggak bosenin dan gaul juga. Bersama kami membahas karya sastra sambil baca puisi dan dibuat musikalisasi. Asyik, karena mereka juga menikmati dan butuh ruang ekspresi."
Happy berharap bisa lebih intens berkolaborasi dengan banyak pihak. "Ini keinginan, impian, dan idealismeku," ujarnya. (ELN)
http://cetak.kompas.com/namaperistiwa 7 juni 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar