Jayapura (ANTARA News) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam waktu dekat ini membuat sebuah film berdurasi sekitar 30 menit tentang budaya beserta nilai-nilai yang berkembang dan menjamin kelanggengan hidup masyarakat Papua untuk ditayangkan di TVRI dan 190 stasiun televisi lokal.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kominfo, Freddy H. Tulung, yang didampingi Staf Ahli Bidang Sosial Budaya Kementerian Koordinator Polhukam, Arif Muchiat, Ketua Dewan Kehormatan PWI Tarman Azzam dan tokoh adat Papua, Ramses Ohee, mengatakan itu, di Jayapura, Kamis.

Para tokoh tersebut, memberikan keterangan pers berkaitan dengan diksusi publik bertajuk "Keberagaman Budaya Dalam Mendukung Kesejahteraan Masyarakat Papua", di Jayapura, pada Kamis.

Dalam keterangannya, Dirjen IKP Kominfo Freddy H. Tulung mengatakan, ketika berdialog dengan sejumlah tokoh adat, tokoh agama dan cendekiawan di Jayapura pada Rabu (22/2), mendapat masukan soal ketidak-pahaman masyarakat luar terhadap orang Papua.

Pada saat yang sama, kata dia, juga ada keinginan kuat orang Papua untuk dipahami secara utuh atau tidak hanya dari informasi sepenggal-sepenggal, terutama soal kekerasan.

Guna menjembatani kesenjangan di antara dua kutub yakni keinginan orang Papua untuk dipahami dan masyarakat luar lebih memahami orang Papua, lanjut dia, maka Kominfo akan membuat sebuah film berdurasi setengah jam.

Film ini akan ditayangkan di TVRI dan semua stasiun TV lokal seluruh Indonesia yang jumlahnya mencapai 190 stasiun, tentu diikuti dengan rangkain kegiatan lain yang mempertegas perhatian pemerintah pusat terhadap Papua.

"Intinya, masyarakat Papua ingin dilihat. Saya akan bawa rumah produksi dan kerjasama dengan 190 operator TV lokal, TVRI dan Asosiasi TV Lokal Indonesia. Subtansinya (materi garapan film) datang dari para pemangku adat," kata Dirjen IKP Kominfo itu.

Bentuk perhatian lain, lanjut Dirjen IKP, Kominfo akan mengundang sejumlah pemangku adat didampingi para pemuda dari Papua, untuk mengisi panggung-panggung diskusi publik di luar Papua. Dengan demikian, mereka bisa menginformasikan kepada pihak lain soal kebudayaan Papua sebagai bagian dari subkomponen kebudayaan nasional atau kebudayaan Indonesia.

Di forum-forum diskusi publik itulah, katanya, para tokoh adat dan pemuda Papua bisa bercerita tentang kesenian, permainan asli, cerita rakyat beserta semua hal yang berkaitan dengan kebudayaan masyarakat di Bumi Cendrawasih itu.

Dia mengatakan, selain membuat film berdurasi setengah jam tentang kebudayaan Papua dan menampilkan para tokoh adat dan pemuda di berbagai forum diskusi di luar Papua, saluran lain untuk mensosialisasikan kebudayaan Papua bisa melalui berita-berita bertema "public service obligation" (PSO) di Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA dengan tingkat persebaran tidak hanya secara nasional tetapi juga internasional.(ANT)



Editor: Ruslan Burhani