18 Juni 2008

Menelusuri Jejak Islam di Layar TVOne

Program ini juga menyajikan sejarah masuk dan berkembangnya Islam di satu daerah.

Masjid Ar Raisiyah, di kawasan Desa Sekarbela, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) telah mengalami renovasi beberapa kali. Perbaikan pertama dilakukan setelah masjid itu terbakar akibat peperangan antara masyarakat Sekarbela yang menuntut kematian seorang tokoh ulama, Tuan Guru Padang Reak dengan penguasa saat itu.

Kala itu, arisitek masjid Ar Raisiyah sangat sederhana, yakni berbentuk empat persegi dengan dinding bedek, atap rumbia, lantai tanah, dan yang menjadi ciri khas adalah empat soko guru. Setelah kebakaran, Masjid dibangun kembali oleh tokoh ulama TGH Mustafa dan TGH Moh Toha.

Bentuk masjid masih sederhana dengan empat soko guru. Dari peninggalan yang ada, yakni sebuah kaligrafi tertulis angka 1350 H. Saat itu bangunan masjid sudah lebih baik dari sebelumnya, namun masih sederhana. Kemudian pada tahun 1890 Masehi, atas prakarsa TGH M Rais, masjid direnovasi dengan menggunakan atap genteng.

Jamaah yang semakin banyak menginspirasikan penerus selanjutnya, yakni TGH Muktamat Rais anak dari TGH Muhamaad Rais, untuk membangun kembali masjid pada 1974 dengan kontruksi beton. Namun dikarenakan jamaah yang semakin banyak dan kompleknya kegiatan, pada 2001 tempat ibadah itu direnovasi kembali berlantai tiga dengan desain Timur Tengah.

Sejarah masjid Ar Raisiyah itu digambarkan dalam program acara bertajuk Jejak Islam yang tayang di layar kaca TVOne setiap Sabtu, pukul 06.30 WIB. ''Jejak Islam merupakan suatu tayangan akhir pekan yang mengedepankan tentang sejarah Islam nusantara, melalui penemuan prasasti, masjid bersejarah, maupun tempat-tempat bersejarah lain,'' papar Raldy Doy, public relations manager TVOne.

Jejak Islam yang merupakan salah satu acara unggulan stasiun televisi yang dulunya bernama Lativi ini menelusuri kembali jejak-jejak Islam di Indonesia, seperti dalam lawatan ke masjid Ar Raisiyah yang menjadi saksi sejarah masuknya Islam ke Pulau Lombok.

''Jejak peninggalan Islam yang paling kental adalah masjid. Bahkan, jejak perjuangan dalam mengusir penjajah pun tak lepas dari semangat jihad para ulama yang berawal dari masjid. Berkat kerja keras, Islam mampu menyentuh aspek kehidupan masyarakat Indonesia,'' ujar Raldy. Ia mangatakan bahwa hampir di seluruh Nusantara terdapat jejak-jejak peninggalan Islam.

Namun, lanjut dia, melacak jejak Islam di Indonesia bukanlah mudah. ''Tak banyak jejak yang bisa dilacak. Nah, di sinilah tantangan tim Jejak Islam untuk dapat melacak risalah Islam dari seluruh pelosok Indonesia,'' tegasnya.

Program bernuansa Islami ini cukup mendapat sambutan positif dari pemirsa TVOne. Acara Jejak Islam dapat memberikan pengetahuan yang lebih kepada pemirsa mengenai sejarah Islam di Indonesia.

Menurut dia, Jejak Islam banyak menyuguhkan informasi mengenai perkembangan Islam di seluruh Nusantara, termasuk di antaranya kedatangan Islam di satu daerah, siapa yang membawanya dan kapan kedatangannya? ''Semua jawaban tersebut dapat Anda peroleh dengan menyaksikan Jejak Islam di TVOne. Kami ingin menyajikan akhir pekan pemirsa seasuatu yang santai dan bermanfaat,'' ujar Raldy.

Tausyiah pagi hari
Selain Jejak Islam, TVOne juga mempunyai tontonan bernapaskan Islami bertajuk Titian Kalbu. Acara tausyiah ini menemani pemirsa di pagi hari dari Senin sampai Jumat, pukul 04.00 WIB. ''Titian Kalbu merupakan suatu tayangan religius Islam yang disajikan untuk pemirsa agar hari-hari menjadi lebih bermakna dan saatnya memulai hari dengan hati yang bersih,'' papar Raldy.

Titian Kalbu menghadirkan tiga orang ustadz dan seorang ustadzah yang akan memberikan tausyiah-dakwah. Mereka akan menyampaikan tausyiah dengan cara yang berbeda-beda.

Tausyiah pada Senin dan Jumat mengangkat tema tentang Fiqih. Lalu pada Selasa dan Rabu menyajikan tema isu sosial dalam Masyarakat dan pada Kamis tausyiah mengangkat profil wanita-wanita hebat di bidangnya.

http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=338025&kat_id=383

Tidak ada komentar: