
Demikian dikatakan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sumatera Selatan KH Mudrik Qori M di sela-sela Kampanye Simpatik mengajak menikmati siaran sehat dan cerdas di Palembang, Senin (12/5). Dia mencontohkan, warga di Sumatera Selatan amat menghargai orangtua. Dalam salah satu sinetron—juga ditonton anak- anak—jelas diperlihatkan seorang anak menghukum ayahnya.
Mudrik mengatakan, anak- anak paling terpengaruh dampak negatif tayangan adegan kekerasan, sadisme, kebencian, iri hati, sikap dengki, adegan cabul atau porno, bahkan sikap melecehkan sesama manusia atau lembaga yang seharusnya dihormati.
Menurut Mudrik, tayangan televisi sangat liberal, membuat tidak ada lagi jarak pemisah antara dunia orang dewasa dan anak- anak. Fenomena dari negara liberal ini menginfiltrasi media televisi di berbagai penjuru dunia. "Anak-anak sekarang sangat bebas menonton acara yang seharusnya hanya boleh dilihat orang dewasa. Persaingan bisnis telah mengabaikan tanggung jawab moral dan etika," ujarnya.
Anggota KPID Sumsel, Yenrizal, mengutarakan, hal paling memprihatinkan, 90 persen dari kekerasan yang ditayangkan adalah tindakan yang disengaja. Yenrizal mengingatkan agar masyarakat ikut mengawasi siaran televisi dan hanya membekali anak- anak dengan siaran yang sehat dan cerdas. (BOY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar