07 April 2008

Acara Snapshot, Menelanjangi Anomali Orang Indonesia

Sebagai stasiun televisi khusus berita, MetroTV membutuhkan usaha ekstra untuk menarik perhatian khalayak pemirsa televisi Indonesia dibandingkan dengan stasiun lain. Salah satu tuntutan kreativitas para awak MetroTV adalah bagaimana mengemas liputan berita menjadi sebuah acara yang memiliki aspek hiburan.

Bentuk kreativitas terbaru mereka adalah acara Snapshot yang ditayangkan setiap hari Selasa pukul 19.30. Acara berdurasi 30 menit tersebut bermaksud menggabungkan daya tarik reality show dengan aktualitas liputan berita. ”Kami menghadirkan genre baru yang diharapkan menjadi tren, yakni news reality,” ungkap Wakil Pemimpin Redaksi MetroTV Makroen Sanjaya di Jakarta, Selasa (1/4).

Pada dasarnya, Snapshot berisi rekaman berbagai pelanggaran dan penyimpangan perilaku masyarakat yang sudah lazim terjadi. Beberapa tema yang pernah diangkat dalam acara tersebut, misalnya perilaku pengendara sepeda motor di jalan raya, kebiasaan membolos para pegawai negeri sipil (PNS), sampai tingkah penumpang kereta api yang susah diatur.

Apa adanya

Dalam episode berjudul Motor, Raja Jalanan Baru digambarkan berbagai pelanggaran para pengendara sepeda motor di Jakarta, mulai dari tidak memakai helm, berjalan di trotoar, melanggar rambu larangan berputar, sampai memakai jembatan penyeberangan orang.

Pada episode tentang PNS membolos, tim liputan Snapshot mewawancarai para PNS di lingkungan Kejaksaan Agung yang berada di luar kantor saat jam kerja. Di episode tentang kereta api, diperlihatkan seorang penumpang yang dihukum push up oleh petugas PT Kereta Api karena nekat naik di atap gerbong.

Namun, liputan itu tidak disajikan seperti berita yang kaku, melainkan dengan bungkus komedi ringan. Jawaban para pelanggar itu saat diwawancara di lapangan, misalnya, kemudian diberi komentar lucu dalam bentuk tulisan warna-warni. Pada bagian akhir ada wawancara dengan pengamat atau pakar untuk mengomentari perilaku masyarakat itu.

Hasilnya adalah tayangan yang memberi efek lucu-lucu miris. Lucu karena ulah para pelanggar itu kadang-kadang memang sangat konyol, dan miris melihat ketidakpedulian serta potensi kerusakan yang telah mengakar di masyarakat kita saat ini.

Makroen, yang juga salah satu penggagas utama Snapshot, mengatakan, acara tersebut memang bermaksud untuk menelanjangi berbagai anomali perilaku orang Indonesia. ”Saat ini sedang terjadi anomali perilaku di masyarakat, antara lain dengan kecenderungan kondisi ketiadaan hukum, brutalitas, dan menurunnya sikap toleransi. Itu semua ingin kami tampilkan apa adanya, jadi identitas pelanggar, seperti wajah, nama, dan pelat nomor kendaraan, kami tampilkan langsung,” kata Makroen.

Cermin besar

Ia juga menggarisbawahi bahwa MetroTV sama sekali tidak memiliki pretensi apa pun kecuali menampilkan realita yang ada. ”Kami tidak berpretensi untuk bisa mengubah keadaan. Seribu acara (sejenis) Snapshot pun saya kira tak akan bisa mengubah keadaan. Kami hanya berusaha memberikan cermin besar buat kita semua,” ujarnya.

Meski demikian, beberapa kalangan yang tersentil dengan tayangan itu ada yang bereaksi. Menurut Makroen, setelah episode PNS bolos ditayangkan, seorang pejabat Kejaksaan Agung meminta rekaman acara tersebut untuk mengidentifikasi dan memberi sanksi para pembolos. ”Katanya sejak itu jumlah pembolosnya berkurang drastis, he-he-he,” katanya.

Snapshot tidak digarap sendiri oleh kru MetroTV, melainkan diserahkan kepada rumah produksi Jiwa Creation. Proses penggarapannya berupa paket tayangan jadi sebanyak 26 episode. ”Memang tidak kami kerjakan sendiri karena keterbatasan sumber daya manusia dan aspek teknis persiapannya. Liputan satu episode saja bisa makan waktu berhari-hari. Meski digarap PH, tetapi guideline dan kontrol kualitasnya sepenuhnya ada di kami,” ungkapnya.

Selain menayangkan hasil liputan tim produksi, Snapshot juga mengundang pemirsa untuk mengirimkan rekaman video amatir buatan sendiri tentang berbagai penyimpangan perilaku atau pelanggaran aturan yang terjadi di masyarakat.

Sejak ditayangkan pertama kali 7 Agustus 2007, 26 episode Snapshot telah selesai ditayangkan dan kini sudah memasuki masa penayangan kembali. Saat ini MetroTV sedang merancang berbagai tema baru untuk memproduksi episode-episode selanjutnya. ”Kami akan jalan terus sampai benar-benar kehabisan biaya untuk membuatnya,” tutur Makroen.

Bagaimana dengan rating acara ini? ”Wah, kalau hanya mengandalkan rating, MetroTV sudah dari dulu bangkrut, Mas,” ujar Makroen. (Minggu, 6 April 2008, dahono fitrianto)

Tidak ada komentar: