
Head of Corporate Communication Metro TV Adjie Soeratmadji mengatakan, rating yang rendah justru menjadi tantangan bagi news television untuk meningkatkan kreatifitas menyusun program dan pemasaran. “Rating hanya ukuran kuantitatif, yang penting kualitasnya,” katanya kepada Tempo di Jakarta kemarin.
Namun, ia mengakui sejak tayang pada 2000 rating tak berpihak pada Metro TV. Itu artinya konten berita belum menjadi kebutuhan utama penonton. Padahal, hampir 70 persen porsi siaran anak usaha Media Group ini tayangan berita.
Direktur Pemberitaan TVOne Karni Ilyas menyatakan tak peduli dengan rating rendah. Pencitraan, dinilai lebih utama ketimbang pendapatan iklan. Bahkan, TVOne akan meningkatkan porsi tayangan berita dari 60 persen menjadi 70 persen.
Ia menjelaskan, sejak awal manajemen menyadari televisi berita dan olahraga belum menjadi minat utama pemirsa. Bisa dipastikan rating dan keuntungan TVOne tak akan setinggi stasiun televisi yang menawarkan acara hiburan. “Ini sebuah pertaruhan, kami tak merugi saja sudah bagus,” ucapnya. Direktur Utama TVOne Erick Tohir pernah mengungkapkan dana investasi Rp 1,3 triliun diperkirakan balik modal pada 2010.
Seperti diberitakan koran ini kemarin, AGB Nielsen Media Research mengungkapkan televisi berita belum menjadi pilihan pemirsa. Buktinya, TVOne dan Metro TV masih menjadi juru kunci perolehan rating televisi swasta nasional. Data dua bulan pertama 2008 menunjukkan, penonton memilih tayangan series and movie ketimbang berita dan informasi.
Pada Januari lalu, Metro TV di posisi buncit dari 10 stasiun televisi swasta nasional dengan rating 0,3 persen. Sebulan kemudian, rating turun menjadi 0,2 persen. Sepanjang 2007, Metro TV di posisi ke-10 dengan rata-rata rating 0,2 persen. Rating TVOne, yang sebelum 14 Februari bernama Lativi, cenderung melorot sejak berubah menjadi news and sport television. Rating Lativi 0,4 persen pada 1-16 Februari. Ketika berubah, ratingnya 0,2 persen, setingkat di atas Metro TV.
Menurut Adjie, perusahaannya tak bergantung pada iklan. Banyak sumber pendapatan lainnya yang bisa digali, misalnya program-program yang diminati sponsor. MetroTV melampaui target pendapatan Rp 285 miliar menjadi Rp 306 miliar pada 2007. Tahun ini, manajemen mentargetkan revenue naik 20 persen. “Kalau mengandalkan iklan, tak mungkin mencukupi target.”
Karni berharap pengiklan tak hanya memperhatikan rating, tapi juga citra media. “Kami berupaya meyakinkan publik bahwa televisi berita menjadi pilihan,” ucapnya. Agoeng Wijaya | Jobpie S.
disalin dari tempointeraktif 5/3/2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar