Industri pertelevisian sedang bersiap menyongsong perhelatan lima tahunan Pemilihan Umum (Pemilu) 2009. Agenda politik nasional ini dinilai sebagai pasar yang sangat potensial untuk memperoleh iklan.
Manajer Produksi Program PT Surya Citra televisi, operator stasiun televisi SCTV, Roni Kusuma mengatakan meski porsinya tak banyak iklan kampanye politik cukup signifikan mengerek pendapatan perseroannya. Menurut dia, rata-rata harga spot iklan di SCTV saat ini Rp 20 juta pada waktu-waktu utama (prime-time) dan Rp 7-8 juta untuk waktu reguler.
“Bayangkan, jika satu kontestan memasang 10 kali pada prime time, tinggal mengalikan saja,” katanya kepada Tempo di Jakarta kemarin. Tapi ia mengelak ketika diminta kepastian total pendapatan dari iklan kampanye Pemilu 2004.
Roni menjelaskan, SCTV sedang menyiapkan rencana mengantisipasi kampanye Pemilu 2009. Pada Pemilu 2004, selain memfasilitasi kontestan lewat tayangan iklan, SCTV juga menggelar program berita politik seperti 'Topik Minggu Ini' dan liputan berita lainnya. Tapi tak banyak porsi untuk program berita. “Produk lainnya juga butuh tempat.”
Sebelumnya, AGB Nielsen Media Research Indonesia memperkirakan aktivitas kampanye lewat iklan media massa mulai marak tahun ini. Kampanye para kontestan baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden diyakini mendongkrak pendapatan iklan.
Data Nielsen menunjukkan, bisnis iklan melonjak menjelang Pemilu 2004 yang mencapai puncaknya pada Oktober 2003 hingga Maret 2004. Ketika itu belanja iklan meningkat hingga 64 persen.
Apalagi, akhir pekan lalu, Yayasan Sains Estetika dan Teknologi (SET) menilai hubungan antara media dan Pemilu 2004 luput dari perhatian Dewan Perwakilan Rakyat ketika menyusun Undang-Undang Pemilu. Aturan yang disahkan oleh parlemen dua pekan lalu itu tak banyak mengatur iklan kampanye politik di media massa, terutama di televisi.
“Padahal banyak celah program yang bisa dijadikan ajang kampanye secara terselubung,” kata Deputi Direktur Yayasan SET Agus Sudibyo. (Koran Tempo, 10 Maret)
Menanggapi kekhawatiran itu, Roni memastikan bahwa stasiun televisi yang dikelolanya bakal berlaku adil terhadap semua kontestan. “Kami nonpartisan,” ucapnya.
Juru bicara pengelola stasiun televisi RCTI, PT Rajawali Citra Televisi Indonesia, Gilang Iskandar membenarkan kampanye pemilu sebagai tambang rupiah bagi industri penyiaran. Acara musiman ini akan dipakai oleh pihak yang berkepentingan untuk gencar ebriklan. “Itu pun harus dibagi karena tak mungkin hanya memasang di RCTI,” katanya.
Menurut dia, manajemen menunggu aturan kampanye dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk memperjelas rencana bisnis menyongsong pemilu. Gilang memastikan RCTI akan memberikan akses yang sama bagi setiap peserta pemilu. RCTI akan bekerja sama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). “KPI jadi wasitnya.”
Agoeng Wijaya
disalin dari tempointeraktif 11/3/2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar