30 Maret 2008

KICK ANDY ... Sering Menangis, Aslinya Memang Melankolis


Hingga saat ini acara talk show Kick Andy sampai saat ini sudah melebihi seratus episode. Dalam setiap penayangannya, Andy selalu menyebut slogan Menonton Dengan Hati. Dia berharap dari setiap nara sumber yang diwawancarai ada hikmah, pesan moral, dan lebih baik lagi empati.

Menurut Andy, Kick Andy tidak hanya menjadi tontonan, tapi juga jadi ajang memahami permasalahan kemanusiaan. "Kita ingin acara ini jadi jembatan antara orang yang butuh ditolong dengan orang yang mau memberi pertolongan tapi bingung mau menyalurkannya ke mana," jelas pria berdarah Jawa, Ambon, dan Belanda itu.

Selain inspiratif, seperti saat menghadirkan narasumber orang-orang sukses, sering kali Kick Andy mendatangkan narasumber dari masyarakat lapisan bawah. Bukan hanya miskin, kehidupannya pun memprihatinkan. Pada bagian itu, Andy sering ikut menangis.

Pada dasarnya, Andy mengaku memang melankolis. Menonton film sedih atau sekadar menonton Oprah Winfrey saja sering menangis. "Istri saya sudah paham, kalau nonton film sedih, dia sudah menebak pasti ada yang meneteskan air mata," tuturnya.

Andy menangis, salah satunya saat mendatangkan Buyung, pria tunanetra yang setiap hari menarik gerobak. Dalam gerobak itu, ada ibunya yang sudah tua. Ibu tersebut bertugas laksana setir, mengarahkan gerak Buyung yang memang tidak melihat. "Aku tanya Buyung bagaimana nasibmu jika suatu hari ibumu meninggal? Aku kaget melihat reaksi sedihnya," ucapnya.

Lalu, bagaimana Andy mengatur emosi ketika menghadapi situasi sedih seperti itu di acara Kick Andy? "Iya, kadang-kadang aku mencoba menahan. Tapi, kalau sudah tidak tahan, bagaimana lagi. Kadang, tim (Kick Andy) diskusi, boleh nggak kalau adegan aku menangis ini ditayangkan? Aku bilang terserah kalian. Aku prinsipnya, walaupun jujur agak malu juga, tapi kalau adegan itu memberikan warna bagi show tersebut dan ada empati dari show itu, tidak apa-apa," jelasnya.

Episode paling memuaskan bagi Andy dalam acaranya adalah saat episode Suster Apung. Kisah perawat di Makassar yang berjuang membantu orang sakit di pelosok-pelosok, tapi pekerjaannya tergantung kapal lewat. Jika tidak ada kapal lewat, walaupun ada yang membutuhkan jasanya, suster itu tidak bisa bekerja. Maka, jika presiden atau wakil presiden menonton, dia meminta sumbangan kapal. "Selesai acara, Pak Wapres Jusuf Kalla telepon saya, siap membantu perawat itu," kata Andy. (gen/ayi)

jawa pos 30/3/2008

Tidak ada komentar: