Hasil riset 67 peneliti dari 18 perguruan tinggi di Indonesia menemukan fakta berjubelnya adegan-adegan seks dalam tayangan sinetron remaja. Sebagian besar, menurut mereka, berpusat pada adegan 'hubungan seks' (57 persen). Adegan tersebut memang tidak secara langsung memperlihatkan hubungan seks, namun shot pembukanya sudah cukup mengasosiasikan bahwa hubungan tersebut (akan) terjadi.
Jenis adegan seks lainnya adalah ciuman (18 persen), pemerkosaan (12 persen), dan kata-kata cabul (10 persen). Ditemukan pula adegan telanjang (2 persen) dan seks menyimpang (1 persen). Porsinya memang kecil. Namun, fakta bahwa adegan semacam ini muncul secara bebas di layar kaca adalah fenomena yang patut dicermati.
Yang Amoral di Ruang Tengah Keluarga
Absurd. Itulah profil sinetron remaja Indonesia. Adegan kekerasan, mistis, seks, kesemuanya menjadi porsi utama, bukan sekadar bumbu. Tak mengherankan jika para peneliti sampai pada kesimpulan suram: 86 persen adegan sinetron didominasi adegan yang tidak sesuai moralitas.
Adegan yang sesuai dengan moralitas (seperti menolong teman, menghormati orangtua, bersikap sopan, dan berdoa) hanya ditemukan tak lebih dari 14 persen.
Aktor senior Slamet Rahardjo pun bersuara,''Saat ini bangsa kita tidak dijajah oleh nuklir, tetapi oleh media,'' katanya di sela-sela acara ekspose hasil riset akhir Februari lalu. mg04/mg05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar