PT Visi Media Asia sebagai pemegang 49 persen saham PT Lativi Media Karya --pemilik stasiun televisi Lativi yang kini berubah menjadi TVOne-- akan go public dengan melepas 30-40 persen saham pada semester kedua tahun ini. Penawaran saham (IPO) kepada publik ini untuk menggantikan saham yang dilepas pemilik minoritas Lativi.
Pemegang saham Lativi (TVOne) yang lain adalah Redal Semesta (31 persen), dan dua investor asing, yaitu Good Response Ltd dan Promise Rezal Ltd, yang masing-masing memegang 10 persen saham. Menurut Direktur Keuangan TVOne, Charlie Kasim, kedua investor asing ini akan melepas kepemilikan mereka di Lativi.
''Sebenarnya mereka sudah melepas sahamnya. Tapi, masih menunggu efektifnya saja sampai akhir Februari ini,'' kata Charlie, usai jumpa pers peluncuran TVOne menggantikan Lativi, di Jakarta, Rabu (13/2). Menurut Charlie, Good Response dan Promise Rezal mengundurkan diri setelah Lativi mengganti format bisnisnya dari televisi hiburan biasa menjadi televisi yang fokus pada siaran berita dan olahraga, serta mengganti nama menjadi TVOne. Pergantian Lativi menjadi TVOne sudah disiapkan sejak tiga bulan lalu.
Dengan mundurnya pemilik saham minoritas ini, akan terjadi perubahan komposisi kepemilikan saham di PT Lativi Media Karya. Visi Media Asia kemungkinan akan membeli saham yang dilepas Good Response dan Promise Rezal, sehingga menjadi pemegang saham mayoritas dengan 60 persen saham.
''Tapi, masih dalam proses perubahan struktur pemegang saham. Posisi kepemilikan saham akan berbeda lagi pada pra-IPO,'' kata Charlie. Akan ada pengalihan utang ke saham untuk membuat struktur modal TVOne lebih baik lagi.
Dengan keluarnya pemegang saham minoritas dengan melepas 20 persen saham pada Februari 2008 ini, menurut Charlie, IPO akan segera dilakukan pada akhir kuartal kedua atau awal kuartal ketiga 2008. ''Sudah ada investor yang berminat. Dari dalam negeri,'' ujarnya.
Visi Media Asia telah menghabiskan Rp 1,4 triliun untuk melakukan akuisisi, melunasi utang, dan menambah modal kerja TVOne. Hingga 2009, sejumlah Rp 400 miliar akan dibelanjakan untuk perbaikan fasilitas, pembelian alat, dan pembukaan kantor cabang di sejumlah daerah, termasuk biaya kontributor di luar negeri.
Lativi sebelumnya dimiliki oleh keluarga Abdul Latief, mantan menteri tenaga kerja di era Orde Baru yang kini menjadi pengusaha properti. Sebelum diakuisisi, Lativi mempunyai utang Rp 360 miliar di Bank Mandiri yang kemudian dilunasi oleh Visi Media Asia. Kini Abdul Latif tak lagi mempunyai saham di Lativi.
''Keluarga Abdul Latif ingin kembali kepada core bisnis mereka, yaitu properti. Kita lihat Pasaraya kini sudah dibangun kembali. Saya doakan semoga Pak Latif sukses,'' kata Dirut TVOne, Erick Thohir. Dengan membawa brand baru, Erick menargetkan dapat meraup pemasukan dari iklan Rp 275 miliar pada 2008. (rto )sumber: Kamis, 14 Februari 2008
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=323341&kat_id=3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar