Bisa menghibur orang menjadi salah satu alasan Demian mencintai profesinya sebagai pesulap. Melihat orang tertawa, senang, dan amazing atas aksinya memberikan kepuasan batin tersendiri bagi pria yang pernah bercita-cita menjadi insinyur itu. "Reaksi penonton seperti itu yang membuat saya nggak bisa ninggalin sulap," ungkapnya.
Sebagai bukti kekonsistenan di dunia sulap, Demian mendirikan sebuah manajemen bernama Numagic. Manajemen itu menaungi para pesulap baru dan kini berkembang menjadi sekolah sulap. "Ternyata banyak yang ingin belajar sulap," katanya.
Visi manajemen dan sekolah itu adalah menerangkan kepada masyarakat bahwa sulap bukan rekayasa, tipuan kamera, atau menipu. "Maka, saya sering off air, ketemu banyak orang, supaya mereka percaya bahwa itu bukan rekayasa. Itu benar-benar keahlian tangan dan kecanggihan teknologi," imbuhnya.
Selain itu, Demian ingin membuat aturan main profesi sulap di Indonesia. Selama ini, menurut dia, belum ada kejelasan hak cipta. Siapa saja boleh memainkan permainan yang sama. "Padahal kan ada penciptanya. Nah, kejelasan itu juga yang ingin saya buat," tuturnya.
Satu terobosan baru yang juga ingin dilakukan Demian adalah menerapkan kemampuan sulapnya sebagai sarana terapi penyembuhan penderita stroke. "Biasanya saraf penderita stroke itu lemah. Yang dilatih sederhana saja. Latihan remas bola, masukkan kancing baju, tapi dilakukan dengan metode sulap," jelasnya.
Namun, merealisasikannya tidak mudah. Demian sedang melobi Ikatan Dokter Indonesia (IDI). "Bisa dibilang ini sebuah proses yang bertolak belakang dengan ilmu kedokteran yang sudah ada. Sulap kok jadi pengobatan. Logiknya di mana? Tapi, saya bisa jelaskan. Ini juga science. Insya Allah pertengahan tahun ini jalan," paparnya.
Setidaknya, kata Demian, sudah ada usaha maksimal bahwa selain menghibur, sulap bisa membantu kesembuhan orang lain. "Daripada jadi model, orang ganteng kan banyak. Sulap kan nggak semua orang bisa," candanya.
Demian merasa dirinya tidak akan terlalu lama menjadi pesulap di hadapan banyak audien. Menurut dia, sudah bukan rahasia lagi bahwa bekerja di dunia entertainment ada massanya.
"Sampai tujuh tahun mendatang mungkin saya masih eksis di sulap. Setelah itu kan saya tua, perut buncit, kan nggak mungkin. Saat itulah saya bekerja di balik layar, tapi masih di dunia sulap," ujarnya. (gen/ayi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar