Setelah melakukan audisi di lima kota, termasuk Jakarta, sejumlah grup akan bertarung di ajang "Korek API", kontes pelawak yang diselenggarakan stasiun Televisi Pendidikan Indonesia (TPI). Kali ini, kontes pelawak TPI tidak mensyaratkan batasan usia.
Tahap pertama dari Audisi Pelawak TPI (API) telah menghasilkan sejumlah grup yang berhak masuk ke babak Korek API. Grup itu adalah pemenang dari lima kota tempat audisi berlangsung, seperti Medan, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, dan terakhir di Jakarta.
Di Jakarta, pelaksanaan audisi itu telah menghasilkan pemenang seperti grup ABG, Tembok, Manjat, Laskar, dan Karunia Jaya. Sementara audisi di Bandung meloloskan grup Lebur, Sulung, Pilar, Bomvi, dan Catempo. Mereka menyisihkan 65 peserta.
Manajer Humas TPI, Theresia Ellasari, di Jakarta menyebut penyelenggaraan audisi API tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Kali ini, tidak ada batasan usia peserta.
"Audisi ini bisa diikuti oleh segala usia, perorangan maupun grup, dengan jumlah peserta 1-4 orang, secara solo, duet, trio, maupun kwartet. Para peserta pun bebas membawakan tema lawakan dalam waktu 3-5 menit," papar Ella.
Materi lawakan yang lucu dan menghibur menjadi syarat utama bagi para peserta agar dapat lolos ke tahapan seleksi berikutnya. Perbedaan persyaratan dengan tahun sebelumnya menjadikan peserta audisi meningkat. Bahkan para peserta memiliki latar belakang profesi yang beragam. Seperti anak sekolah, guru, pedagang, hingga penyiar radio. Audisi di Jakarta diikuti lebih dari 500 kelompok, sementara di Bandung mencapai 600 kelompok.
Ella menjelaskan, dalam mencari dukungan, sistem yang digunakan sama dengan API sebelumnya, yakni lewat sms pemirsa. Berbeda dengan program pencarian bakat di bidang menyanyi. Jika di ajang bakat menyanyi hadir tim juri yang menilai penampilan para peserta, maka dalam API dibuat meriah dengan celaan para pelawak senior yang bakal mengkritik aksi lucu setiap peserta.
Selama kompetisi berlangsung, peserta diwajibkan mengikuti masa karantina yang disebut "Godok Inap". Di tempat itulah mereka mendapatkan pelajaran berupa teori dan praktik dari sejumlah pelawak senior. Acara API melalui beberapa tahapan. Menurut Ella, diawali dari acara Percik Api yang menghasilkan 16 finalis. Setelah itu, sebanyak finalis berkompetisi melalui program acara Korek Api.
Dari hasil perolehan suara itu tersaring 12 peserta, baik kelompok maupun perorangan yang berhak maju ke babak Kembang Api yang berlangsung selama tiga bulan. Selanjutnya, melangkah ke tahap grand final yang hanya diikuti empat peserta atau kelompok lawak terbaik.
"Mencari pelawak baru itu lebih susah dibandingkan artis baru. Tidak ada sekolahnya untuk menjadi pelawak. Seorang pelawak itu melalui proses pencarian sendiri, menentukan tema sendiri, persiapan yang matang, harus memiliki wawasan, dan pergaulan yang luas," papar Ella.
Wakil Direktur Utama TPI, Artine S Utomo mengatakan pihaknya akan terus menjadikan tayangan lokal sebagai program unggulan seperti API. "API merupakan wujud dari komitmen TPI untuk dapat memberikan kesempatan bagi lahirnya generasi pelawak masa depan," kata Artine. [K-11]
Sumber: suarapembaruan, 06 februari 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar