Menggambarkan kepada pemirsa tentang keunikan dan kekayaan suku-suku bangsa.
Seberapa besar Anda mengenal suku terasing di negeri ini? Anda rasanya tidak perlu minder jika pengetahuan terhadap suku terasing masih sangat terbatas. Tapi, jika ingin mengetahui dan memperdalam seputar kehidupan suku-suku terasing di Tanah Air maka luangkanlah waktu sejenak untuk menyaksikan program Jelajah sajian stasiun TV Trans TV.
Program yang ditayangkan setiap hari dari Senin hingga Jumat pukul 15.00-15.30 WIB, ini secara khusus menyajikan ragam informasi ringan tentang kearifan budaya anak negeri. ''Kearifan budaya lokal di negeri ini banyak yang sudah terlupakan. Kita berharap dengan hadirnya program seperti Jelajah bisa menjadi semacam media untuk mendokumentasikan kearifan budaya bangsa,'' kata Agus Riyadi, produser Jelajah kepada Republika di Jakarta, Senin (25/2).
Jelajah yang telah mengudara di layar Trans TV sejak Desember 2001, kata Agus, pada awalnya memang lebih banyak menggarap cerita keunikan budaya anak bangsa. Namun, dengan semakin maraknya tayangan sejenis, tim kreatif melebarkan ceritanya pada aspek keindahan alam, petualangan, maupun tempat-tempat wisata.
''Perubahan ini kita lakukan, karena ada dua faktor utama, yakni tuntunan siklus program dan kebutuhan penonton. Saat ini sudah banyak program yang mirip Jelajah sehingga kita harus lebih kreatif lagi mengemas program ini,'' paparnya.
Peran reporterAgus menjelaskan dalam setiap episodenya, hadir seorang reporter yang bertugas untuk mendeskripsikan apa yang ada di lokasi. Pendeskripsian tersebut, kata dia, untuk mengajak pemirsa lebih merasakan dan memahami apa yang terekam di dalam gambar. ''Sederhananya kita ingin membuat reporter itu sebagai kacamatanya pemirsa.''
Peran lainnya seorang reporter dalam program Jelajah ini, sambung Agus, untuk membuat proses penceritaan bisa terasa lebih ringan. ''Jadi tidak hanya mengandalkan gambar saja,'' ujarnya.
Sementara itu dalam salah satu episode, program ini menghadirkan Imel sebagai reporter yang mengangkat kearifan suku Laut atau orang laut yang bermukim di Kepulauan Riau, Pekanbaru. Salah satu kearifan unik yang ditangkap dalam episode itu ketika Imel -- reporter Jelajah -- turut serta dengan warga mencari kerang atau dikenal dengan istilah menongkah.
Di hamparan berlumpur, Imel layaknya seorang peselancar bergerak perlahan dengan bantuan papan menyisir hamparan lumpur tadi untuk mencari kerang. ''Ternyata sulit ya, mencari kerang,'' keluh Imel pada episode tersebut.
Agus menjelaskan celotehan yang disampaikan Imel itu menjadi salah satu daya pikat menyelami pikiran para pemirsa yang menonton. ''Jadi lewat kehadiran reporter ini kita memang berharap pemirsa bisa turut merasakan.''
Selain mengandalkan deskripsi dari reporter di lokasi, program ini menambah bobot ceritanya lagi dengan menghadirkan suara seorang narator. Dalam hal ini, sang pembaca cerita akan menambah informasi terhadap gambar yang sedang dihadirkan kepada para pemirsa. ''Kami berharap pemirsa tidak hanya bisa merasakan, tetapi juga mendapatkan informasi yang lebih mendalam,'' katanya menjelaskan.
Jelajah merupakan alternatif lain bentuk berita atau news feature yang unik dan menarik. Program dikemas dalam bentuk story-line yang komunikatif dan menghibur, namun tetap seimbang, dan tajam. (akb )
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=324932&kat_id=383
Tidak ada komentar:
Posting Komentar