28 Maret 2010

Makna Sebuah Penghargaan

Reporter : Dwi Eko Lokononto

 

Beritajatim.com mencatat sejarah sebagai media berita online pertama yang meraih penghargaan jurnalisme Piala Prapanca tahun ini. Terlepas dari kemenangan tersebut, momen ini patut dicatat, setidaknya untuk satu hal: portal media online juga berpotensi menjadikan berita-berita mendalam sebagai kekuatan.

Selama ini, ada kesan bahwa media massa online lebih banyak mengandalkan kecepatan. Alhasil, berita-beritanya cenderung lebih ke arah straight news (berita lempang) atau news flash (kilasan berita). Tidak ada pendalaman, terutama untuk berita-berita yang serius.

Padahal, sebenarnya media online justru punya kekuatan dan peluang untuk menghadirkan liputan lebih dalam dibandingkan media massa cetak atau televisi. Kekuatan itu justru terletak pada ketidakterbatasan ruang (borderless space) pada media online. Media online tidak dibatasi jumlah halaman atau rubrikasi sebagaimana halnya media cetak, atau dibatasi durasi tayang sebagaimana halnya media televisi.

Penulis bisa menulis sepanjang dan sedalam yang dia mau. Penulis juga bisa mengambil tema-tema berita atau reportase yang penting namun cenderung diabaikan oleh media massa cetak, karena dipandang tidak memiliki cukup news value untuk mendongkrak oplah. Reportase mengenai Bank Gakin atau bank keluarga miskin, sebagaimana yang ditulis Oryza A. Wirawan, menunjukkan bahwa isu ekonomi lokal bisa jadi cukup seksi untuk ditulis secara mendalam.

Lebih jauh lagi, media online mudah untuk didokumentasi. Sebuah berita akan tersambung (link) dengan berita lainnya yang setema. Ini tentu mempermudah pembaca untuk memperdalam bacaan berita yang diminati.

Dalam level yang lebih tinggi, media online memungkinkan sebuah tulisan bisa dipertanggungjawabkan dan transparan dalam pencarian data berita. Janet Steele, profesor jurnalisme dari George Washington University mengatakan, Black Hawk Down adalah eksperimen yang baru saja terjadi di Amerika Serikat, dan dilakukan oleh suratkabar Philadelphia Inquirer.

Black Hawk Down adalah karya reportase naratif Mark Bowden, seorang jurnalis senior Amerika. Tulisan ini dimuat bersambung setiap hari selama kurang lebih satu bulan di harian Philadelphia Inquirer. Ceritanya tentang pasukan Amerika yang terkepung di Mogadishu, ibu kota Somalia, selama 17 jam, pada tahun 1994.

Untuk membuat tulisan ini, Bowden mewawancarai para tentara Amerika yang menjadi saksi mata peristiwa berdarah tersebut. Ia terbantu oleh rekaman audio antara pilot di helikopter Black Hawk yang tertembak jatuh dengan markas besar militer Amerika.

Tulisan bersambung itu menjadi terobosan dalam jurnalisme online setelah dimuat secara online dalam website Inquirer. "Surat kabar seperti di Philadelphia Inquirer memakai banyak multimedia dalam website mereka," kata Steele kepada beritajatim.com, medio akhir 2007 silam.

Dalam website tersebut, Inquirer menyertakan rekaman wawancara dan rekaman audio dari helikopter Black Hawk. Selain itu disajikan dokumen lain seperti peta Mogadishu untuk menggambarkan meda pertempuran saat itu. Orang bisa mengunduh langsung data-data primer maupun sekunder tulisan tersebut. "Internet punya kapasitas luar biasa. Di berita tradisional, saya akan melakukan reporting kemudian menulis berita. Tapi kalau saya menulis untuk internet, saya akan bisa menguatkan dokumen bukti. Sangat transparan, atau link ke artikel lain," kata Steele.

Contoh lain yang luar biasa adalah tulisan investigatif Gary Webb, wartawan harian San Jose Mercury News, berjudul Dark Alliance. Ini reportase kontroversial soal dugaan keterlibatan Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) dalam bisnis obat bius. Berita itu dalam edisi cetak San Jose Mercury News tak segera memancing kehebohan. Dalam salah satu tulisannya, Webb bahkan mulai merasa aneh dengan berita itu, karena tak memancing minat pembaca.

Namun, di jagat maya, situs khusus San Jose Mercury News yang menampilkan tulisan itu ternyata disambut antusias. Jutaan orang membaca dan mengunduh tulisan di website tersebut. Webb menampilkan rekaman-rekaman maupun dokumen-dokumen yang menjadi bahan acuannya untuk menulis reportase tersebut.

Beritajatim.com mungkin masih jauh dari level yang ditunjukkan oleh Philly Inquirer atau San Jose Mercury News. Namun, penghargaan Prapanca yang diraih beritajatim.com bisa lebih menyemangati kami untuk berkarya lebih baik dan meningkatkan standar jurnalisme online. Dan, kami butuh dukungan Anda, pembaca.[] -- http://www.beritajatim.com/sorotan.php?newsid=646

Tidak ada komentar: