27 Oktober 2009

Sekeluarga Berbohong demi Kontrak "Reality Show"

Selama sepekan ini publik AS disuguhi tontonan sebuah rangkaian kejadian bagai sebuah reality show, di mana kenyataan dan realitas semu tak jelas lagi batasan.

Tontonan bermula pada Kamis (15/10) pagi. Sebuah balon helium berbentuk mirip piring terbang dilepaskan oleh keluarga Heene. Richard dan Mayumi Heene adalah pemburu badai amatir.

Keadaan menjadi genting setelah Richard Heene melaporkan kepada pihak berwenang bahwa kemungkinan putra bungsu mereka, Falcon (6), terbawa balon itu, menurut kedua kakak laki-lakinya yang berusia 10 dan 8 tahun.

Operasi SAR besar-besaran pun dilakukan sementara "piring terbang" warna perak itu melayang sejauh 80 kilometer, diikuti jejaknya oleh helikopter-helikopter Garda Nasional AS. Balon itu akhirnya mengempis dan mendarat di sebuah ladang gandum dekat Denver.

Itu semua disiarkan langsung melalui televisi dan disaksikan dengan berdebar-debar oleh penonton.

Para petugas penyelamat berlari ke balon yang mendarat itu dan menemukannya kosong. Itu membuat mereka dengan panik memeriksa daerah pedesaan, khawatir Falcon telah terjatuh, sampai keluarga itu mengumumkan bahwa si bocah selamat dan selama ini bersembunyi di sebuah loteng garasi rumah mereka karena habis dimarahi ayahnya.

Kecurigaan muncul setelah seorang pewawancara CNN meminta Heene menanyakan kepada putra bungsunya mengapa dia tetap bersembunyi begitu lama ketika para pencari memanggil-manggil namanya.

Kepada orangtuanya, bocah itu menjawab, "Kalian mengatakan bahwa, eh, kita melakukan ini untuk show."

Hari Jumat keluarga itu memberi wawancara di serangkaian acara pagi televisi untuk menyangkal bahwa insiden itu direkayasa. Ketika Falcon ditanya mengenai hal itu, anak 6 tahun itu muntah-muntah.

Untuk dapat kontrak

Hari Minggu, seorang sheriff Colorado mengatakan, insiden itu merupakan hasil rekayasa untuk mendapatkan kontrak sebuah reality show di TV. Sheriff Larimer County, Jim Alderden, mengatakan, seluruh keluarga ikut ambil bagian. Richard dan Mayumi Heene kemungkinan akan dikenai empat dakwaan, antara lain pidana konspirasi yang menyebabkan pelanggaran oleh anak di bawah umur dan mengajukan laporan palsu.

Menurut Alderden dalam konferensi pers, pasangan itu bertemu di sebuah kelas akting Hollywood. "Orang-orang ini adalah aktor.... Kita dimanipulasi oleh keluarga itu dan media dimanipulasi oleh keluarga itu."

Keluarga yang beberapa bulan lalu tampil dalam seri reality TV Wife Swap itu rupanya ingin mendapatkan kontrak sebuah reality show dan menjadi terkenal.

Pihak berwajib kini memeriksa Robert Thomas, rekan Heene. Keduanya pernah membicarakan gagasan show dan insiden rekayasa itu beberapa bulan lalu.

Kini orang membicarakan peristiwa rekayasa itu, juga bagaimana media televisi bergegas berebut meliputnya.

"Ada berbagai indikator yang seharusnya menimbulkan sedikitnya lampu kuning untuk berhati-hati," kata Kenny Irby, Direktur Jurnalisme Visual di Poynter Institute, sebuah lembaga pendidikan jurnalisme nirlaba di Florida, yang melihat jaringan TV berita mendahulukan kecepatan berita ketimbang akurasi.

Ted Mandell, pengajar di Universitas Notre Dame, mengatakan, "Sekarang semua serba instan, tidak ada riset, tidak ada perancangan yang baik. Yang penting ada berita untuk disiarkan. Tak ada lagi perspektif." Red/SH dari Kompas.com - wwwkpigoid  23102009

Tidak ada komentar: