13 Juni 2008

Karena Kami Bukan Selebriti

Kompas/Bre Redana / Kompas Images
Para pekerja ambulans, Januari Purwoko, Maryanto, dan Risa Citra Dewi (kiri ke kanan), di hadapan awak infotainment di Galeri Koong, Jakarta, Kamis (12/6).

Bre Redana

Berurusan dengan pesohor yang punya akses besar dalam pemberitaan di media massa telah membawa kesulitan tersendiri bagi para petugas ambulans. Dua petugas ambulans disertai beberapa kolega, keluarga korban, serta pengacara, mengungkapkan pengalamannya dalam jumpa pers di Galeri Koong, Jakarta, Kamis (12/6).

Jumpa pers diprakarsai oleh perupa Teguh Ostenrik, adik ipar korban tewas dalam kecelakaan, yakni Janu Utomo (76), yang waktu itu di dalam ambulans dalam perjalanan dari rumah di kawasan Pulo Gadung menuju RS Pusat Pertamina. Istri korban yang menemani di dalam ambulans, Retno Indarti (65), saat ini dalam keadaan kritis. Dua petugas medis di ambulans itu adalah Januari Purwoko dan Risa Citra Dewi.

Dalam jumpa pers kemarin, Januari masih menggendong tangan kirinya, sedangkan Risa menunjuk bagian punggung yang masih sakit. Sejumlah seniman teman Teguh datang dalam acara itu, seperti Djenar Maesa Ayu, Rayya Makarim, dan penulis Nirwan Ahmad Arsuka. Muncul pula beberapa petugas ambulans, yang tergabung dalam Perkumpulan Pekerja Ambulans Gawat Darurat 118.

Kecelakaan lalu lintas yang terjadi tanggal 1 Juni 2008 dini hari sekitar pukul 02.45 itu menjadi pemberitaan media- media hiburan, termasuk beberapa kali ditayangkan program infotainment. Dalam pemberitaan media massa dimunculkan salah satu penumpang dalam mobil sedan Honda Jazz yang terlibat kecelakaan tadi. Dia adalah Nuri, personel band Shaden, yang menyatakan bahwa kendaraan yang ditumpanginya "ditabrak" ambulans. Pengemudi sedan itu, Putri Rizki Indrasari, kini ditahan polisi.

Ditabrak

"Kami ditabrak, bukan menabrak," kata Januari. Ia menceritakan secara kronologis perjalanannya dini hari itu, kecepatan mobilnya, termasuk bahwa ambulans menyalakan lampu besar, sirine, dan lampu rotator. Ia tunjukkan pula bahwa yang ringsek dari ambulansnya adalah bodi samping kanan dan as roda belakang patah. "Ambulans itu bisa nabrak kalau jalannya menyamping seperti kepiting," komentar Teguh Ostenrik.

Bagi Teguh, mewakili keluarga besar korban, dengan jumpa pers ini dia bukan hanya mengingini ditegakkannya hukum, tetapi juga pembelajaran bagi masyarakat dalam berlalu lintas. Lalu lintas terutama di Jakarta, menurut dia, perlu didorong untuk menjadi medan yang lebih "beradab".

"Kalau soal memaafkan, saya sudah memaafkan. Saya juga manusia. Tetapi, hukum harus tetap berjalan, ini file-nya lain lagi," ucap Teguh.

Sementara itu, kuasa hukum Nuri, Noni P Purwaningsih, ketika dihubungi Kompas menyatakan tidak akan menanggapi pernyataan yang muncul dalam jumpa pers yang digelar keluarga korban. Permintaan keluarga korban serta pihak petugas ambulans antara lain adalah permintaan maaf dari pihak Nuri, atas pernyataannya di media massa. "Minta maaf apa, salah kami di mana?" kata Noni.

Selebriti

Pada pertemuan pers kemarin sempat terungkap kehidupan para petugas ambulans. Mereka menyadari betapa lemah posisinya ketika berhadapan dengan selebriti yang punya akses kuat ke media massa.

Para petugas ambulans ini, kata Maryanto dari Divisi Hukum dan Politik Perkumpulan Pekerja Ambulans Gawat Darurat 118 DKI Jakarta, lebih banyak melakukan tugasnya dengan semangat sukarela. Dulu, usaha ini di bawah suatu yayasan. Kini mereka di bawah Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. "Sejak bulan Februari lalu, kami belum dibayar," kata Maryanto.

Abdul Adjis, sekretaris perkumpulan, membenarkan penuturan itu. Kini mereka menghadapi persoalan lain dengan media massa terutama infotainment.

"Saya sangat menyayangkan berita-berita yang menyebut ambulans tidak membawa pasien, ambulans tidak menyalakan sirine, lalu kami yang dinyatakan menabrak," kata Abdul Adjis yang hari itu datang untuk memberi dukungan moral kepada temannya. Jumpa pers ini dianggapnya membawa kemajuan pada pihak mereka. "Biar pemberitaan infotainment tidak hanya dari selebritis saja."

Mereka memang bukan sele briti. (IVV)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/13/01133254/karena.kami.bukan.selebriti

Tidak ada komentar: