18 Mei 2008

Dada, Paha, dan Makian di TV Kita

Budi Suwarna

Adegan seronok, kekerasan, atau makian kasar berseliweran di sejumlah sinetron, infotainment, dan variety show yang ditayangkan beberapa televisi nasional. Inikah wajah televisi kita?

Stasiun televisi kembali menjadi sorotan. Setelah tahun lalu tersandung tayangan SmackDown, kini sejumlah stasiun televisi tersandung adegan seks, kekerasan, atau makian kasar.

Sandungan serius ini datang dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). KPI baru-baru ini memasalahkan 13 program yang dianggap mengandung kekerasan, seks, atau pelecehan (lihat tabel). Tidak hanya itu. KPI juga melayangkan surat teguran ke tujuh televisi yang menayangkan program-program tersebut.

Koordinator Bidang Isi Siaran KPI Yazirwan Uyun, Rabu (14/5), mengatakan, jika pihak stasiun televisi tidak mengindahkan teguran itu, KPI akan melayangkan surat teguran kedua. "Jika tidak ada perubahan, kami akan meminta tayangan itu dihentikan," ujar Yazirwan.

Yazirwan menjelaskan, dasar yang digunakan untuk memasalahkan ke-13 program itu adalah Undang Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. Dasar hukum lainnya adalah Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang telah disepakati semua stasiun televisi ketika mereka mendapatkan izin siaran. Aturan di atas antara lain melarang stasiun televisi menayangkan gambar orang telanjang, adegan hubungan intim, ciuman dengan hasrat seksual, kekerasan, atau makian yang merendahkan orang lain.

Sekarang, mari kita lihat adegan seperti apa yang dianggap mengandung kekerasan, seks, atau pelecehan itu. Silet, kata KPI, dipersoalkan karena pada 4 April 2008 pukul 11.00 menayangkan gambar payudara perempuan yang tidak ditutupi. Selain itu, acara infotainment itu menayangkan gambar perempuan dan laki-laki yang tengah berciuman bibir. Insert dan I Gosip Siang juga tersandung gambar-gambar syur.

Sinetron Cinta Bunga dianggap KPI menampilkan makian yang merendahkan pada episode 1 April 2008. Makian tersebut berbunyi, "Gembel gak tau diri, kampungan." Pelanggaran serupa terjadi di sinetron Rubiah pada 11 April 2008. Sinetron itu menampilkan adegan seorang laki-laki memaki perempuan dengan kalimat, "Ke mana lu bawa ibu lu yang gembel itu?" (Rupanya, kedua sinetron ini senang menggunakan kata-kata gembel).

Sinetron anak Si Entong pada episode 4 April 2008 memuat adegan seorang laki-laki mengumpat pada seorang perempuan dengan kalimat yang dianggap KPI merendahkan. Kalimat itu berbunyi, "Sini lu, dasar jande kegatelan."

Sinetron Mister Bego yang ditayangkan pada 4 April 2008 dianggap menampilkan kekerasan fisik berupa adegan menampar dan mencekik secara eksplisit. Sinetron itu juga menampilkan adegan ciuman dan makian kasar seperti, "Otak udang!"

Super Seleb Show, kontes menyanyi yang ditayangkan Indosiar, juga dianggap mengandung olok-olok yang merendahkan. Pada tayangan 1 Mei 2008, misalnya, ada celetukan salah seorang pembawa acara acara yang berbunyi, "Udah jelek, bego lagi."

Bisa menerima

Sejumlah pengelola stasiun televisi secara terpisah mengatakan bisa menerima teguran KPI. Corporate Secretary TPI Wijaya Kusuma Soebroto, Kamis (15/5), mengatakan, pihaknya sangat serius menyikapi teguran KPI. Oleh karena itu, dia berharap KPI memberitahukan secara detail mana saja adegan yang dianggap melanggar. Dengan begitu, pihak TPI mudah memperbaiki. Dia menilai selama ini di antara komisioner KPI sendiri sering kali berbeda dalam menafsir adegan mana yang melanggar dan mana yang tidak.

Zoraya Perucha, Head of Corporate Communication ANTV, Kamis, berjanji pihaknya akan menyaring lebih ketat program-program yang ditayangkan ANTV. Pernyataan senada disampaikan Humas Indosiar Gufroni Sakaril, Jumat (16/5). Direktur Utama Trans TV Ishadi SK, Jumat, mengatakan, pihaknya telah membalas surat teguran KPI. Namun, dia tidak menjelaskan apa isi surat balasan dari Trans TV.

Yazirwan mengatakan, di luar ke-13 program itu, masih ada sejumlah tayangan yang juga berpotensi melanggar aturan. Namun, dia buru-buru menambahkan bahwa secara umum acara yang mendidik masih lebih banyak dari acara yang bermasalah.

Begitulah televisi. "Kotak ajaib" itu dapat menghadirkan apa pun yang terjadi di dunia ke ruang keluarga kita. TV tidak hanya menghadirkan informasi yang mendidik, tetapi juga citra kekerasan dan seks, baik yang eksplisit maupun simbolik. Apa mau dikata.

http://www.kompas.com/kompascetak.php/read/xml/2008/05/18/01261480/dada.paha.dan.makian.di.tv.kita

Tidak ada komentar: