09 April 2008

TV Lokal Mulai Mendapatkan Hati Masyarakat Daerah


kpi.go.id 8/04/2008 :: Ada kecenderungan baru dari masyarakat daerah yakni menjadikan siaran TV lokal sebagai tontonan alternatif selain siaran-siaran TV dari Jakarta. Kencederungan ini sudah terjadi di beberapa daerah seperti di Jawa Timur dengan J-TV-nya, Manado dengan Pasifik TV-nya, Bali dengan Bali TV-nya serta daerah-daerah yang lain. Hal itu diungkapkan oleh anggota KPI Pusat, Don Bosco Selamun, dalam acara evaluasi dengar pendapat antara KPI dengan lembaga penyiaran di Bandar Lampung, Minggu lalu.


Meskipun demikian, jelas Don, untuk dapat mengubah hal itu, pihak TV lokal harus memperbaiki dan membuat TV dan program TV yang bagus dan berkualitas. "Saya yakin, jika TV-TV lokal di Lampung mau membuat TV-TV yang bagus dan berkualitas, masyarakat disini akan berpindah tontonan," jelasnya.

Kemudian, kata Don Bosco, pihak TV tidak perlu membuat semua program tayangan TV itu bagus semua dalam satu hari. Menurutnya, pihak TV cukup membuat satu atau dua program yang kuat dalam sehari. "Tidak mungkin kita bisa buat program siaran bagus sepanjang hari, cukup buat satu atau dua asalkan bagus dan kuat sehingga ini akan dikenal oleh publik seperti Empat Mata," ungkapnya.

Dalam kesempatan ini, Don juga menyatakan persetujuan dengan konsep satu antena untuk beberapa TV. Menurutnya, dengan satu antena itu akan lebih efisien dan memudahkan masyarakat mengarahkan antenanya.

Di beberapa negara, konsep satu antena untuk beberapa TV sudah mulai diterapkan dan hasilnya sangat positif. "Di Indonesia, mulai tahun 2010 nanti, hal itu mungkin sudah mulai diterapkan dan akan lebih baik jika lembaga penyiaran di Lampung mengawalinya," harap Don di depan kalangan lembaga penyiaran Lampung.

Dukung keberadaan radio komunitas


Dari 16 lembaga penyiaran yang melakukan EDP di Lampung, delapan diantaranya merupakan radio komunitas. Ke delapan radio tersebut keberadaannya tersebar hampir di seluruh Lampung. Bahkan, salah satu dari radio tersebut didrikan oleh salah satu sekolah menegah atas di bandar Lampung.

Menurut anggota KPI Pusat, Don Bosco, pendirian radio komunitas oleh kalangan sekolah sangat membantu perkembangan pendidikan dikalangan siswa dan masyarakat umum. Pasalnya, pendidikan melalui siaran radio biasanya lebih mudah diterima dan juga tidak terbatas waktu dan ruang.

Dukungan senada juga diungkapkan oleh anggota KPI Pusat, Amar Ahmad. Menurutnya, keberadaan radio komunitas harus terus dipertahankan. Meskipun hanya disediakan tiga kanal dalam satu area, radio komunitas harus terus hidup di Lampung.

Namun, kedua anggota KPI Pusat ini mengingatkan, supaya siaran radio komunitas tetap netral dan konsisten sesuai dengan kebutuhan komunitasnya. "Kami khawatir jika siaran radio komunitas disusupi oleh unsur-unsur politik," kata Don. Red

Tidak ada komentar: