Menurut Musyafa’, untuk mendorong penyiaran pada arah yang lebih baik, masyarakat perlu kritis terhadap tayangan televisi. ”Kritisisme masyarakat sangat dibutuhkan. Kalau masyarakat tidak kritis, maka siaran TV di Indonesia akan bertahan dengan gaya sadis dan mistis,” ujarnya.
Staf pengajar komunikasi Islam IAIN Walisongo ini mengharap sikap kritis ini dapat disalurkan dengan mengadukan “siaran nakal” ke KPI atau langsung komplain ke televisi bersangkutan. Dengan nalar kritis ini, menurutnya, KPI akan terbantu dan stasiun televisi juga akan jera sehingga memilih menyiarkan acara yang lebih mendidik. (KPID Jateng/Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar