Kostum disesuaikan dengan tema lagu yang akan dinyanyikan.
Ratusan penonton sudah memadati halaman studio empat RCTI di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Mereka tak sabar untuk masuk ke dalam studio berukuran lebih dari 400 meter persegi itu. Antusiasme inilah yang menjadi pemandangan sehari-hari sejak ajang Idola Cilik digelar. Ratusan orang yang terdiri dari ibu-ibu, para bapak, dan anak-anak itu adalah pendukung calon Idola Cilik yang akan tampil hari itu atau penonton yang hanya ingin melihat langsung acara tersebut. Lebih dari sebulan terakhir ini, RCTI kembali menayangkan ajang pencarian bakat.
Namun kali ini, yang dicari adalah calon bintang dari kalangan anak-anak yang mampu menyanyi dengan baik. Setelah melakukan proses audisi di tiga kota besar Indonesia Jakarta, Bandung dan Surabaya sejak awal tahun 2008, terjaring sekitar 36 peserta yang layak masuk proses karantina. Setelah mengikuti pelatihan intensif, puluhan peserta itu diberi kesempatan tampil secara live di layar kaca untuk mengikuti proses eliminasi. Saat pertunjukan itulah, dewan juri yang biasanya berjumlah empat orang itu akan mengomentari penampilan peserta. Setelah itu keputusan apakah peserta bisa mengikuti babak berikutnya tergantung pada kiriman sms dukungan dari pemirsa.
Seluruh peserta kembali disaring pada babak penyisihan 18 besar. Pada babak ini, seorang dari tiga peserta yang tampil di setiap tayangan akan tersisih. Tayangan ini akan terus berlangsung hingga peserta mengerucut menjadi 12 orang yang akan masuk ke babak final. Di hari itu, Senin (10/3), beberapa bocah ikut menjadi peserta di antaranya Angelica Martha Pieters, Sion Simbolon, dan Nurwahid Hidayat. Kehadiran anak-anak itu tak ayal mencuatkan suasana berbeda dari balik panggung studio empat.
Angelica Martha Pieters, siswa kelas V SD Theresia Menteng Jakarta, mengaku grogi saat pertama kali tampil di show Idola Cilik. ''Tapi, aku berusaha cepat menghilangkannya dengan terus menyanyi saja,'' ujar Angel, sapaan akrabnya. Sedangkan Sion, peserta asal Jakarta lainnya, tak cuma grogi. Dia bahkan sempat lupa lagu karena saat itu sedang batuk. Untunglah, pelajar SMP Advent 1 Jakarta ini sudah terbiasa menyanyi di depan orang banyak, terutama saat acara pertemuan keluarganya. Alhasil, untuk urusan grogi mudah ditepisnya.
Padahal, sebelum show itu, Sion sebenarnya sedang ada masalah dengan pencernaan. Kendati mengaku badannya lemas, ia tetap bersemangat untuk tampil. Apalagi, dia sempat pula ditemani dua adik kandungnya. ''Nggak mau bikin pendukung kecewa,'' tutur Sion singkat. Nurwahid Hidayat, peserta asal Surabaya, juga mengaku sangat grogi ketika tampil disorot kamera. ''Apalagi kalau lagunya susah, karena aku ndak senang penyanyinya,'' ujar dia dengan dialek khas Jawa Timur.
Rupanya Dayat, sapaan akrab anak bungsu seorang tukang becak di Surabaya ini, sangat mengidolakan grup band Ungu. Karena itulah ketika ia diminta menyanyikan lagu dari penyanyi lain, dia menganggapnya sulit. Ketika itu Dayat dipilihkan sebuah lagu grup band Dewa berjudul Air Mata. ''Nadanya tinggi banget. Seringnya ndak nyampe,'' ujar dia.
Penuh warna
Mereka bertiga pun tampil di atas panggung yang memakan hampir setengah luas studio. Sebuah panggung yang disirami beragam cahaya seperti ungu, hijau, kuning, merah jambu, dan biru. ''Warna-warni ini melambangkan keceriaan anak-anak dan juga kehidupan mereka yang penuh warna anak seusia peserta Idola Cilik,'' ujar Nia Soeroso, produser Idola Cilik RCTI.
Warna-warni cahaya itu didasari oleh latar panggung yang serbaputih. Latar putih dipakai karena tim kreatif lebih fleksibel bila dicampur dengan warna-warna lainnya. Di belakang panggung, tersedia sebuah layar yang dipakai untuk menampilkan aneka gambar sepanjang pertunjukan berlangsung. Di beberapa bagian ada pula bintang yang terbuat dari semacam kawat. Bintang-bintang inilah yang turut menghiasi latar atas panggung. Bentuk bintang itu pun akan memancarkan sinar saat disorot cahaya ketika acara berlangsung.
Panggung yang direkayasa semipermanen memang tak terlalu luas. Akan tetapi, tim kreatif tetap menyediakan ruang gerak yang cukup leluasa bagi peserta. Ada pula bagian khusus untuk grup band Oni'n Friends yang setia mendampingi peserta ketika melantunkan lagu. Plus panggung khusus juri di tengah para pendukung dan penonton lainnya. Sebelum tampil, para calon Idola Cilik pun akan tampil dalam segmen back stage dengan latar khusus di luar panggung yang letaknya di ruang rias.
Tim kreatif menciptakan latar khusus dilengkapi aksesori seperti tempat duduk maupun bantal-bantal yang juga penuh dengan warna. Dalam segmen ini, pemirsa akan melihat persiapan-persiapan peserta sebelum menyanyi di pentas. Mulai dari belajar menghafal gerakan, latihan vokal, atau hanya merapikan kostum yang mereka kenakan.
Untuk urusan kostum, para peserta menyesuaikan dengan tema lagu yang mereka bawakan. Tim kostum memang memilihkan baju yang cocok dengan lagu yang akan dibawakan termasuk aksesori lainnya yang mendukung. Seperti Angelica Martha Pieters yang tampil berkostum bidadari saat melantunkan lagu bertema bidadari. ''Untuk menentukan pakaian yang akan dikenakan, kami memang memberikan saran dan masukan pada peserta juga orang tua mereka atau saudara mereka yang ikut tampil,'' ujar Nia.
Semua kostum yang dikenakan oleh peserta maupun pendamping sudah disediakan oleh tim produksi. ''Kami hanya tinggal memilih dari sponsor kami Pasaraya untuk menentukan baju mana yang layak digunakan peserta agar peserta bisa fokus pada kualitas suara dalam lagu yang mereka bawakan,'' ujar Nia.
Akhirnya, Angel, Sion, dan Dayat menunggu dengan satu perasaan serupa. Mereka berharap-harap cemas. Keputusan itu akhirnya datang juga. Senyum kemenangan lantaran lolos ke babak 12 besar itu rupanya menghiasi wajah kedua bocah itu: Sion dan Dayat.
Ada Ayah, Ada Bunda
Usai tayangan Idola Cilik yang berdurasi selama 90 menit, para peserta tak langsung mengetahui apa mereka berhak maju ke babak berikutnya atau tersisih. Para peserta baru bisa mengetahi saat acara Rapor Idola Cilik yang tayang 90 menit sesudah Idola Cilik. Jeda antara Idola Cilik dan Rapor Idola Cilik memang cukup lama. Waktu selama 90 menit itu oleh tim produksi memang diluangkan agar para pendukung peserta bisa lebih leluasa memilih idolanya melalui sms. ''Kami hanya berusaha untuk memberi kesempatan yang sama bagi tiap peserta agar para pendukungnya bisa mengirim sms dukungan dengan waktu yang cukup longgar,'' ujar Nia Soeroso, produser Idola Cilik RCTI.
Pada saat menegangkan ketika menerima rapor itulah, anak-anak selalu didampingi entah oleh ayah atau ibu. Para orangtua yang ikut tampil di panggung saat pemberian rapor ini memang sengaja dilibatkan oleh tim produksi untuk menemani peserta saat melalui saat-saat genting. ''Kita tak bisa menebak apa yang akan terjadi saat diumumkan rapor bagi masing-masing peserta. Suasana sedih, terpukul, tentu saja akan melanda peserta ketika mereka diumumkan tersisih. Karena itu peran ayah atau ibu sangat berarti saat Rapor Idola Cilik,'' kata Nia.
Kendati ada Okky Lukman sebagai host yang siap untuk menghibur peserta di atas panggung, tim produksi menganggap sosok orangtua tetap dibutuhkan. ''Kehadiran mereka akan sangat membantu,'' tambah Nia. fia
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=327044&kat_id=477
Tidak ada komentar:
Posting Komentar