22 Februari 2008

TV Tanpa Sinetron, Apa Jadinya?

Sinetron menjadi senjata unggulan beberapa pengelola stasiun televisi pada jam tayang utama (prime time).

Terbukti, sinetron memang cukup diminati pemirsa. Bagaimana kalau program ini tidak dilibatkan dalam persaingan ini? Bagi sebagian besar stasiun televisi program sinetron merupakan program andalan pada jam prime time. Bahkan beberapa stasiun televisi masih bersaing dengan program sinetron hingga tengah malam.
Pemirsa pun disuguhi sejumlah pilihan judul sinetron dengan segenap keunggulan cerita dan artis-artisnya. Kalau mereka tidak menyukai satu judul sinetron, mereka bisa memilih judul lainnya. Dengan mudah, mereka bisa berpindah di antara dua atau lebih sinetron pada saat yang bersamaan.
Berdasarkan data kepemirsaan AGB Nielsen Media Research pada periode kuartal pertama (Januari-Maret 2007), meski porsi jam tayang sinetron hanya sembilan persen (sekitar 1149 jam/bulan) dari total jam tayang, porsi waktu yang dihabiskan pemirsa untuk menonton sinetron adalah yang terbesar, yaitu sekitar 26 persen (rata-rata 24 jam/bulan/pemirsa). Tak heran jika hingga saat ini, sinetron masih merupakan program yang paling banyak ditonton pemirsa.
Dengan memuncaknya potensi pemirsa di jam tayang utama dan ketatnya persaingan program sinetron di jam tersebut, tak ayal pemeringkatan program televisi berdasarkan rating pun acapkali menempatkan sinetron di posisi dengan pemirsa terbanyak.
Lantas program apa yang tertinggal seandainya program sinetron (termasuk FTV) tidak disertakan dalam urutan program yang paling banyak ditonton?
ilustrasi: Kompas

Tidak ada komentar: