21 Februari 2008

SCTV Tetap Terpercaya

Terkait kolom ”Bahasa” yang ditulis oleh Saudara Salomo Simanungkalit di Kompas (8/2) ”Tajam Terpercaya” dan Kompas (15/2) ”Terkini” perlu dijelaskan, program berita stasiun televisi yang bermoto aktual tajam terpercaya (bukan hanya tajam terpercaya) sudah mengudara lebih dari sepuluh tahun. Menurut kaidah, tulis Salomo, kata terpercaya itu mestinya ditulis tepercaya. Seperti halnya pada kata berafiks yang berprefiks ber- bervariasi menjadi be-, yang berprefiks ter- pun bervariasi menjadi te- jika suku kata pertama berakhiran /er/.

Maka, yang benar adalah bekerja bukan berkerja, bepergian bukan berpergian, beserta bukan berserta, tebersit bukan terbersit, tecermin bukan tercermin, dan tepergok bukan terpergok. Pewarta dan pengelola program berita itu, tuduh Salomo, yang saat ini paling tidak lulusan sarjana, tak celik akan kaidah bahasa—padahal kaidah pengimbuhan ber- dan ter- bahan ajar tingkat sekolah lanjutan atas (SLA).

Baiklah kita tengok sebuah buku bahan ajar di SLA. Menurut saya, ini bukan terbaik—dan saya pun belajar kaidah bahasa dari sana. Ditulis Dr Gorys Keraf (alm), judulnya Tatabahasa Indonesia untuk Sekolah Lanjutan Atas (Ende, Flores: Nusa Indah, 1970). Mari lihat halaman 94 buku itu. Gorys menulis, bila hal ini (seperti ditulis Salomo—pen) benar maka kita ingin bertanya bagaimana dengan kata-kata: darmawisata, berkas, korban, kurnia, dan sebagainya, yang mengandung /r/ dalam suku pertamanya? Apakah kita harus membentuknya menjadi: bedarmawisata, beberkas, bekorban, bekurnia, dan sebagainya?

Dalam pemakaian sehari-hari, lanjut Gorys, kita mendapat bentuk: berdarmawisata, berkorban, berberkas-berkas, berkurnia, dan lain sebagainya. Pembentukan ini berlangsung hampir pada semua kata yang mengandung /r/ pada suku pertama. Jadi, simpul Gorys, bekerja, beterbangan, dan bepergian (termasuk beserta—pen) merupakan beberapa pengecualian (huruf miring—pen) dari pembentukan yang umum itu. Artinya, apa yang ditulis Salomo tidak umum alias tidak lazim—tapi hanya pengecualian. Karena hanya pengecualian, berarti itu bukan kaidah!

Dalam buku itu, Gorys tidak membeda-bedakan (atau tidak mengenal) apakah suku kata pertama yang mendapat prefiks ber- itu berakhiran /ar/, /er/, /ir/, /or/, atau /ur/. Pendeknya: berakhiran /r/. Artinya, mencakup /er/, selain /ir/, /or/, /ur/, /ar/. Baru di buku Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia untuk Tingkat Pendidikan Menengah (Jakarta: PT Grasindo, 1991) yang merupakan revisi terhadap buku di atas, Gorys menyinggung soal suku pertama berakhiran /er/.

Iskandar Siahaan Kepala Litbang Liputan 6 SCTV

http://www.kompas.co.id/kompascetak/read.php?cnt=.kompascetak.xml.2008.02.21.02354763&channel=2&mn=11&idx=11

Tidak ada komentar: