23 Februari 2008

Democrazy, Parodi Politik bagi Legislatif di MetroTV

Program ini lebih menyoroti perilaku para anggota DPR RI.
Sabtu, 23 Februari 2008
Metro TV sepertinya tak pernah habis ide untuk memarodikan ulah para pejabat publik negeri ini. Setelah sukses memarodikan pejabat ekskutif lewat program News Dot Com, kini parodi baru yang segar mengarah kepada lembaga 'terhormat' di legislatif. Democrazy nama programnya. Acara berdurasi 55 menit ini telah mengawali penayangannya pada 17 Februari lalu. Setiap pekannya tontonan ini mengudara pada Ahad pukul 21.05 WIB.

''Format program ini memang mirip dengan News Dot Com. Yang membedakannya, pada program ini kita lebih memfokuskan pada cerita seputar attitude para anggota DPR di negeri ini,'' kata Rachmayanto Tersiawanhadi, produser eksekutif Democrazy, Jumat (22/2).

Untuk memperkuat kesan parodi terhadap lembaga legislatif itu, Rachmayanto mengungkapkan, pihaknya menghadirkan enam partai, yakni Partai Bonsai, Partai Kambing Hitam, Partai Lidah Tak Bertulang, Partai Ketupat, Partai Main Mata, dan Partai Tambahan. Keenam partai tersebut memiliki asosiasi yang kuat dengan partai-partai yang berada di lembaga DPR RI.

Partai Bonsai yang diketuai Ngademin merupakan plesetan dari Partai Golkar. Selanjutnya Partai Kambing Hitam digambarkan sebagai parodi Partai PDI Perjuangan. Ketua fraksi partai ini yang bernama Mbah Jegger Gurita merupakan plesetan dari sapaan akrab wakil ketua DPR dari PDIP, Mbah Tardjo. Mbah Jegger sendiri dalam kesehariannya adalah seorang dosen di salah satu perguruan tinggi swasta.

Kemudian lagi ada Partai Lidah Tak Bertulang. Partai bergambar lidahnya vokalis Rolling Stones, Mick Jagger, ini ditampilkan di atas warna biru langit yang identik dengan warna dari Partai Demokrat. Lalu, Partai Ketupat menjadi representasi parodi atas partai-partai Islam yang berada di DPR. Sedangkan Partai Tambahan dianologikan sebagai partai gurem, seperti Partai Damai Sejahtera, dan sebagai partai penghibur di program Democrazy ini dicantumkan Partai Main Mata. ''Di sini anggotanya adalah para perempuan. Tujuannya hanya untuk memberikan hiburan saja agar menarik mata,'' kata Rachmayanto.

Para pendukung
Guyonan dan parodi yang dihadirkan di dalam tontonan ini, kata dia, sangat scripted. Artinya, para pengisi acara sangat diminimalisasikan untuk melakukan improvisasi. Penulis script dari program ini adalah Welnaldi atau lebih beken dengan nama panggung Iwel. Iwel sendiri merupakan host dari program Open House yang ada di Metro TV. Di program Democrazy ini, Iwel turut pula memainkan peran sebagai pimpinan sidang.

Selain Iwel, program ini juga didukung Putri Indonesia 2002, Melanie Putria, yang memerankan diri sebagai protokol persidangan dan Bima Arya Sugiarto. Penyandang gelar doktor dalam bidang ilmu politik dari Australian National University ini kini berstatus sebagai pengajar di Universitas Paramadina menjadi sosok intelektual yang menggantikan peran Effendi Ghazali di program News Dot Com. Ada juga komedian Isa Bajaj, Onang, Mamo, dan Ucup Kelik, yang sesekali hadir dengan status lamanya sebagai wakil presiden.

Rachmayanto mengatakan materi parodi yang dihadirkan di dalam program ini adalah seputar aktivitas atau isu yang ada di lembaga legislatif DPR. Dalam episode perdana, program ini mengusung cerita tentang aliran dana Bank Indonesia di DPR. ''Sedangkan untuk penayangan pada episode ke-2, Ahad (24/2) kita akan mengangkat cerita tentang lumpur Sidoarjo.'' (akb )

Tidak ada komentar: