09 Mei 2010

Indonesia Mencari Bakat; Modal Nekat Tunjukkan Bakat

TRANS TV/OREZA SINAGA

Oleh Budi Suwarna

Acara pencarian bakat (talent show) kembali naik daun di televisi. Ribuan orang yang merasa punya bakat di dunia hiburan pun turut serta. Sayangnya, sebagian hanya tampil dengan modal cekak.

Dua laki-laki berotot itu muncul di panggung. Musik berirama disko diputar dan kedua laki-laki itu membusungkan dadanya yang terbuka. Sedetik kemudian, dengan wajah bangga, keduanya menggerak-gerakkan otot dadanya sehingga tampak berdenyut-denyut. Sebagian penonton tertawa, sebagian mencemooh kecewa.

Kedua pria itu menyebut aksinya sebagai muscle dance atau tarian otot. Dengan bekal itulah, mereka berani tampil di acara pencarian bakat. Namun, mereka kurang beruntung. Juri yang tampak risi melihat tarian itu akhirnya menilai mereka tidak cukup berbakat untuk masuk ke dunia hiburan.

Begitulah gambaran acara pencarian bakat Indonesia Mencari Bakat (IMB) yang tayang di Trans TV tiap Minggu malam sejak awal Maret lalu. Ini semacam tiruan dari acara America's Got Talent (AGT) yang telah ada sejak tahun 2006 dan ditayangkan di 34 negara di seluruh dunia. Di Indonesia, AGT muncul di Indosiar sejak 16 Januari lalu dan langsung menarik perhatian penonton.

Acara pencarian bakat semacam ini tampaknya akan kian semarak. Indosiar, misalnya, sedang menyiapkan AGT versi Indonesia yang diberi nama Indonesia's Got Talent. Humas Indosiar Gufroni Sakaril mengatakan, pihaknya sedang menggelar pre-casting peserta di beberapa daerah.

Global TV juga mencoba mencicipi manisnya acara talent show dengan menghadirkan kembali acara Let's Dance dalam format baru. Acara pencarian bakat di bidang tari ini sebenarnya telah ada sejak tahun 2005, tetapi sempat vakum tahun 2008.

Di luar itu, masih ada acara talent show lain yang meramaikan layar kaca, seperti Gong Show (Trans TV), Mamamia (Indosiar), serta Indonesian Idol dan Idola Cilik (RCTI)

Modal cekak

IMB dan AGT agak berbeda dengan acara pencarian bakat lain yang umumnya terfokus di bidang tertentu, seperti menyanyi dan menari. Di IMB, apa pun yang dianggap sebagai bakat boleh ditampilkan. Maka, ada peserta yang menari, menyanyi, main sulap, melawak, hingga sekadar mendenyut-denyutkan otot dada.

Begitu pula di AGT. Peserta boleh bernyanyi, menari, melawak, menirukan suara monyet dan burung, bahkan menelan pedang. Hasilnya cuma dua: ditepuki penonton dan dianggap berbakat, atau dicemooh penonton karena aksinya dianggap konyol. Drama semacam itulah yang ditonjolkan IMB dan AGT.

Apakah pembuat acara seperti ini benar-benar mencari orang-orang berbakat? Executive Producer IMB Mohammad Ikhsan, Jumat (23/4), mengatakan, Trans TV memang berniat mencari orang berbakat di dunia hiburan yang nantinya bisa direkrut untuk mengisi acara-acara Trans Corp yang terdiri atas Trans TV, Trans7, dan Trans Studio.

"Tidak seperti acara-acara talent show lainnya, kami memiliki media untuk menyalurkan bakat peserta," kata Ikhsan.

Janji inilah yang membangkitkan mimpi-mimpi di benak ribuan peserta. Orang-orang yang merasa punya bakat pun berbondong-bondong ikut audisi. Ikhsan mengatakan, di setiap kota, jumlah peserta audisi berkisar 800-1.000 orang.

Jerry Gogapasha, salah seorang di antara peserta yang lolos audisi di Surabaya, berharap lewat IMB kemampuannya mengeluarkan suara perut dilirik banyak orang.

Belum juga memenangi IMB, laki-laki yang berprofesi sebagai penghibur pesta ini sudah mulai kebanjiran permintaan tampil. "Dulu sebulan rata-rata dapat 10 jobs. Sekarang, setelah tampil di IMB, sehari saya dapat tiga jobs," ujar Jerry senang.

Ikhsan melihat banyak peserta IMB memiliki bakat di dunia hiburan. Sayangnya, mereka belum mampu mengemasnya dengan baik agar layak ditampilkan di televisi. Sebaliknya, banyak pula yang ikut IMB dengan modal cekak.

"Ada yang merasa jago akting lantaran bisa marah-marah. Yang seperti ini banyak sekali. Saya kira, dari 10 peserta yang ikut audisi akting, 9 di antaranya berakting marah-marah, ha... ha... ha," katanya.

Mungkin, mereka kebanyakan nonton sinetron.

http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/05/09/03544457/modal.nekat.tunjukkan.bakat

Tidak ada komentar: