04 Oktober 2009

Kronik televisi, Tujuh Tahun Global

Wajah Global TV kian berubah memasuki usianya yang ke-7 tahun ini. Global yang dulu identik dengan televisi anak muda akhirnya "tergoda" untuk masuk ke televisi keluarga.

Wakil Presiden Produksi, Teknik, dan Marketing Komunikasi Global Titan Hermawan mengakui, segmentasi Global memang berubah sejak tahun lalu. Sebelumnya, Global membidik pasar anak muda. Karena itu, programnya didominasi acara musik, seperti MTV, olahraga, dan gaya hidup anak muda.

"Sekarang kami membidik pasar keluarga muda. Karena itu, acaranya menjadi lebih beragam. Ada acara untuk anak-anak, ibu, dan bapak muda," kata Titan seusai konferensi pers HUT ke-7 Global, Jumat (2/10), di Jakarta.

Titan menambahkan, langkah ini diambil karena segmen anak muda sulit dikembangkan. "Segmen keluarga, meski pemainnya banyak dan persaingannya sangat ketat, kuenya (iklan dan pasar) masih besar," ujarnya.

Konsekuensinya, ciri khas Global sebagai saluran anak muda menjadi kabur. Acara-acara Global kini menjadi setipe dengan televisi lain. Tidak jauh-jauh dari reality show, variety show, dan sketsa lawak.

Titan mengatakan pihaknya memang sulit untuk lari dari acara semacam itu. Namun, dia menegaskan, Global menggarapnya secara beda.

Berkaitan dengan peringatan HUT ke-7, Global menggelar pertunjukan musik Langit ke Tujuh. Titan mengklaim acara itu digarap secara spektakuler. (BSW)

Sinetron Lagi

Stok sinetron baru RCTI seperti tidak ada habisnya. Setelah menggedor pemirsa dengan Baim Anak Sholeh dan Manohara selama bulan Ramadhan lalu, RCTI kini meluncurkan sinetron baru, Safa dan Marwah.

Sebagaimana cerita sinetron Indonesia pada umumnya, Safa dan Marwah memaparkan kisah anak manusia yang sangat dramatik, penuh liku, dan intrik.

Syahdan, di sebuah desa lahirlah bayi bernama Safa dari rahim seorang ibu benama Siti. Sesaat setelah dilahirkan, Safa diculik Zalimah dan dibawa ke Jakarta. Di kota metropolitan ini, Safa tumbuh menjadi perempuan yang lembut, baik hati, cantik, dan pintar.

Sementara itu, Siti terus mencari anaknya Safa. Dalam proses pencarian itu dia bertemu bocah telantar bernama Marwah. Siti pun mengambil Marwah sebagai anak angkat.

Tahun berganti, Safa dan Marwah pun dipertemukan nasib sebagai dua sahabat. Bagaimana ujung kisah ini? Belum ada penjelasan dari pihak RCTI. Yang jelas, kata Direktur Programming RCTI Harsiwi Achmad, kisah sinetron ini akan terus bergulir menjadi sangat kompleks. "Semakin kompleks ceritanya, semakin menarik sinetronnya," kata Harsiwi, 25 September lalu.

Sinetron ini tayang setiap Senin pukul 19.00 sejak 28 September. Bintangnya antara lain Nikita Willy (sebagai Safa), Risty Tagor (Marwah), Mieke Amalia (Siti), dan Cut Memey (Zalimah). (BSW)

Jin Masuk TV (Lagi)

Setan, hantu, dan jin bisa jadi selebriti. Setidaknya itulah fenomena yang muncul di dunia pertelevisian nasional pada awal hingga pertengahan tahun 2000. Saat itu, stasiun televisi berlomba-lomba menayangkan acara-acara yang berkaitan dengan jin dan hantu, seperti Dunia Lain, Uji Nyali, dan Pemburu Hantu.

Saat ini, Trans7 sedang berupaya memicu lagi "demam" setan di layar kaca melalui acara bertajuk Dua Dunia. Acara yang tayang sejak Juni 2009 ini berupa dokumentasi budaya klenik dan mitos dunia gaib di Indonesia.

Dalam acara yang ditayangkan setiap Senin menjelang dini hari itu, penonton bisa melihat bagaimana manusia menghadirkan makhluk gaib dan mengelola energi alam.

Beberapa episode membahas mitos tentang jenglot, leak, barongsai, serta kekuatan gaib yang dipercaya bersemayam di benda pusaka. Public Relations Trans7 Linda Fitriesti, Jumat (2/10), mengklaim apa yang ditampilkan di acara tersebut bukanlah rekayasa kamera.

Meski menampilkan dunia jin, Linda menegaskan bahwa program ini tidak bertujuan menakut-nakuti, melainkan untuk menambah pengetahuan pemirsa mengenai dunia gaib. Karena itu, Trans7 berusaha membedah fenomena gaib ini dengan sentuhan logika ilmu pengetahuan dan agama. (BSW)

"Talk Show"  di Trans TV

Trans TV tampaknya terus mencari format baru acara talk show. Setelah sukses dengan Ceriwis dan Dorce Show, Trans TV menayangkan Ngobrol Usil dan Asik (Ngulik) dan D'Show sejak awal dan pertengahan 2009.

D'Show tampaknya dibuat untuk menggantikan Dorce Show yang hijrah ke Trans7 dengan nama acara Dorce. Karena itu, D'Show dan Dorce Show penggarapannya nyaris sama.

Bagaimana dengan Ngulik? Trans TV menyebut Ngulik sebagai reality talk show karena bincang-bincang bisa dilakukan di mana saja (pasar, mal, pinggir jalan, rumah artis, hingga halte busway) dan dengan siapa saja (tukang becak, orang yang lalu lalang, perajin, hingga artis).

Apa pun sebutannya, dari sisi penggarapan, Ngulik tampak seperti gabungan antara acara jalan-jalan, kuliner, dan bincang-bincang. Itu sebabnya, program yang dipandu Asry Pramawati pemeran Welas dalam sitkom Suami-Suami Takut Istri itu sangat cair dan amat santai.

Saking santainya, bincang-bincang Asry dengan orang-orang hanya menyangkut hal yang remeh temeh alias tidak ada isinya. Kadang dia hanya bertanya, "Bapak dagang apa?", "Sudah lama dagangnya?", "Anaknya berapa?" Kemudian, dia manggut-manggut dan "talk show" pun selesai.

Acara talk show di televisi belakangan ini memang kian ringan dan banal. Maklum, aspek talk-nya makin dikurangi dan show-nya ditonjolkan. (BSW)

http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/10/04/02334614/kronik.televisi

Tidak ada komentar: