11 Juli 2009

Penyiaran Momen Saling Telepon SBY-JK Tak Etis

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima telepon dari Wapres yang juga rivalnya dalam Pilpres 2009, Jusuf Kalla, Kamis (9/7) malam.
/
Publikasi hubungan telepon antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dinilai tak etis. Pasalnya, ucapan selamat yang hendak disampaikan oleh JK kepada SBY bukan dalam rangka sebagai capres, tetapi Wapres. Sementara, pembicaraan antara Presiden dan Wapres itu biasanya tak bisa sembarangan dipublikasikan tanpa persetujuan keduanya. Namun, ternyata momen itu dirancang sedemikian rupa untuk ditayangkan secara langsung di berbagai stasiun televisi entah untuk mengesankan apa.

Anggota Tim Sukses JK-Wiranto, Indra J Piliang, mengatakan, JK sama sekali belum mengetahui bahwa pembicaraan keduanya akan ditayangkan secara live di media massa. JK baru tahu ketika SBY mengatakannya ketika pembicaraan sudah berlangsung dan tersiar. "Kalau dikatakan pembicaraan itu disiarkan dan itu tengah disiarkan, enggak mungkin menolak. Makanya Pak JK pasti bilang silakan. Kalau menolak lebih aneh lagi. Tapi memang dikondisikan seperti itu oleh Pak SBY," tutur Indra di Warung Daun Pakubuwono, Sabtu (11/7).

Indra sendiri memandang kelakuan SBY dan timnya itu tak menyenangkan. Namun, Indra mengatakan, pihaknya tak merasa dirugikan malah justru menunjukkan bahwa JK adalah orang yang sederhana. Setahu Indra, pembicaraan antara Presiden dan Wakil Presiden itu bersifat tertutup dan rahasia untuk publik. Tanpa menyebutkan nama, Indra mengatakan, bahkan pernah ada menteri yang dicopot hanya karena membocorkan pembicaraan Presiden dan Wapres. "Inilah style yang dimainkan oleh SBY. Kalau memang dia merasa itu baik ya terserah. Tapi tindakan ini agak berbahaya menyangkut pembicaraan penting," lanjut Indra.

Pengamat politik Sukardi Rinakit pun berpendapat serupa. Sukardi menilai publikasi yang sengaja dirancang oleh Tim Sukses SBY-Boediono itu tak etis. "Enggak etis, jangan begitu. Kalau pribadi silakan saja, tapi bukan untuk konsumsi publik. Ini pada kerjaan tim sukses untuk melegitimasi kemenangan. Ini urusan etika publik. Itu enggak fair," tutur Sukardi.

Menurut Sukardi, ucapan selamat secara resmi, apalagi dari lawan politik, mestinya baru boleh disampaikan seusai hasil penghitungan resmi dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kamis malam lalu, JK menelepon SBY untuk mengucapkan selamat secara pribadi sebagai Wapres. Namun, telepon tidak diangkat. Setengah jam kemudian, SBY menelepon JK kembali dan ternyata sudah dihubungkan dengan perangkat siaran langsung sejumlah stasiun televisi.

http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/07/11/12501412/Penyiaran.Momen.Saling.Telepon.SBY-JK.Tak.Etis

Tidak ada komentar: