Sabtu, 07 Maret 2009 Pentas idola cilik dalam tayangan RCTI tepatnya kita ganti dengan Indonesian idol yang pesertanya berumur cilik. Bayangkan, anak peserta idola cilik sudah kehilangan jati dirinya sebagai cilik entertain atau penyelenggara telah melakukan pemerkosaan identitas.
Anak-anak dalam idola cilik dikondisikan tampil bak orang dewasa dengan tidak satu pun nyanyian yang melambangkan dunia anak. Anak dipaksa tampil dewasa dengan style menyanyi di panggung seperti layaknya penyanyi rock atau pop include dengan style panggung dan busananya.
Sulit sepertinya mencari stasiun TV swasta yang masih menjual ke-'alamian' anak-anak, bayangkan lagu-lagu cinta mendominasi tampilan mereka tanpa sehelai pun filter, akan jadi apa generasi ini?
Kita tidak lagi menemukan nyanyian AT Mahmud, Bu Kasur, dan lainnya yang melambangkan idiom anak, padahal nyanyian tersebut masih bisa di-arranger atau digubah dengan sentuhan musik modern agar tidak terkesan jadul, tapi tidak kehilangan makna 'dunia anak'. Saya sangat heran banyak tayangan-tayangan pada TV swasta yang jauh dari kesan mendidik generasi muda dan anak bangsa ini, tapi diacuhkan oleh Badan Sensor Film maupun Komisi Penyiaran Indonesia?
Samsul Hidayat SH
JL Aria Surialaga No 184 Kota Bogor
http://www.republika.co.id/koran/29/35892/I_IDOLA_CILIK_RCTI_I_Tak_Pantas
1 komentar:
Sekarang sudah eranya industri televisi mas. Nilai komersil lebih dikedepankan daripada idealisme. Mungkin juga karena sekarang sudah tidak ada lagu anak-anak yg diciptakan. Lain halnya dengan zaman 80-an dan 90-an dulu.logspot.com
Posting Komentar