21 Juni 2008

Hak Siaran Debat Cagub ‘’Dirampas’’ TV Jakarta ( ATVLI Protes KPUD)


kpi.go.id 20/06/2008 - Pembagian jatah siaran debat pilgub yang lebih banyak dimonopoli oleh TV Jakarta, mengundang protes keras TV lokal. Para pengurus ATVLI saat mengadakan rapat mengenai usulan revisi AD/ART ATVLI, beberapa waktu lalu di Denpasar, tercengang begitu mengetahui keberadaan TV lokal Bali tak dihargai dalam keiikutsertaan menyongsong pelaksanaan Pilgub Bali yang akan dilaksanakan pada 9 Juli 2008.

Rencana semula, penyiaran debat cagub ini diberikan kepada media lokal seperti Bali TV. Entah kenapa, hak siar debat cagub Bali diberikan kepada TV One. Hal ini jelas mengundang protes dari pengurus ATVLI.

Hadir dalam rapat pengurus ATVLI tersebut yakni Made Nariana selaku Wakil Ketua ATVLI (BaliTV), Imawan Mashuri; Sekjen ATVLI (JTV Surabaya); Sani Atis Husain, Wakasekjen ATVLI (Makassar TV), Jimmy S, Direktur Eksekutif ATVLI, Bambang Santoso (CTV Banten) dan Hamim Poli (Gorontalo TV).

Sekjen ATVLI, Imawan Mashuri dari JTV Surabaya, menuding dengan tegas lembaga-lembaga lokal seperti KPUD Bali yang tidak menghargai keberadaan TV lokal. Padahal, kehadiran televisi lokal ditujukan menunjang program pemerintah menyukseskan otonomi daerah. Memberi hak kepada masyarakat lokal untuk memanfaatkan seluas-luasnya ranah publik demi kepentingan masyarakat lokal dan memberikan sebesar-besarnya hak informasi dan komunikasi kepada masyarakat yang berbasis lokal demi kepentingan masyarakat lokal tersebut.

Disebutkannya, ATVLI mencatat masih ada lembaga di daerah tidak menghargai kekuatan media lokal, bahkan cenderung meremehkan media lokal. Dicontohkan, saat Pilkada Jawa Barat dan Sumatera Utara, siaran debat cagub diberikan kepada TV dari Jakarta. Jelas hal seperti ini, tegasnya, sangat meremehkan keberadaan TV lokal. Nah, jika hal seperti itu terjadi lagi di Bali, itu pertanda lembaga penyelenggara Pilkada tak menghargai keberadaan TV lokal.

''Kenapa harus ke Jakarta, sementara di daerah sudah ada TV lokal. TV dari Jakarta belum tentu bisa masuk ke pelosok, sementara keberadaan TV lokal tak kalah dengan TV dari Jakarta. Siapa bilang daya pancar TV lokal kurang baik, buktinya siaran BaliTV sangat bagus dan bisa tembus pelosok Bali,'' tegasnya.

Ditegaskannya, debat Cagub Bali yang disiarkan TV lokal sangat penting artinya bagi masyarakat Bali, sehingga masyarakat Bali dapat mengetahui secara langsung dan mendengarkan visi dan misi para kandidat calon pemimpinnya. ''Terpenting, masyarakat Bali tidak seperti membeli kucing dalam karung,'' sindirnya.

Wakil Ketua ATVLI Made Nariana mengatakan, pihak BaliTV awalnya melayangkan surat ke PKUD Bali untuk penawaran penyiaran debat cagub. Tapi surat yang dilayangkan pihak BaliTV ditolak, malahan diberikan kepada TV One Jakarta. ''Alasannya, TV One bersedia menayangkan secara gratis,'' tegas Nariana.

Di KPUD Bali tersedia anggaran Rp 250 juta untuk penyiaran debat cagub. Mengenai kenyataan itu, Imawan kembali mengatakan, jangan dilihat dari biayanya, tapi niat. ''Jika TV Jakarta bisa menggratiskan, apakah kita yang lokal nggak bisa? Tentu hal itu bisa saja kita lakukan. Kita bisa mencari sumber dana lainnya untuk menutupi biaya produksi,'' tandasnya.

Made Nariana menambahkan, ATVLI berencana melayangkan surat ke KPUD Bali yang ditembuskan ke KPID Bali. Intinya, pengurus ATVLI minta kepada KPUD untuk memanfaatkan sebesar-besarnya media lokal khususnya televisi lokal dalam proses pilkada dan momen-momen lokal lainnya. DenPost/Red

Tidak ada komentar: