27 Mei 2008

Profesional di Balik Strategi Pencitraan Soetrisno Bachir (2-Habis)

Takut Pusing, Minta Kader Tak Hitung Nilai Kontrak

Tak mudah membuat deal antara pimpinan sebuah partai politik dan lembaga profesional seperti Fox Indonesia. Apalagi, itu menyangkut jumlah uang yang sangat besar.

CANDRA K-A. BOKHIN, Jakarta

SEBELUM dirilis, berbagai gagasan Fox memasarkan Soetrisno Bachir (SB) dipresentasikan di jajaran pimpinan Partai Amanat Nasional (PAN). Rizal Mallarangeng, pimpinan Fox, saat itu mengajukan konsep 3M: money, media, dan momentum.

Meski akhirnya banyak yang mendukung, saat itu tak sedikit kader PAN yang mencibir. Ada pula yang meragukan kredibilitas Rizal Mallarangeng karena dia pernah menjadi tim sukses Megawati -yang akhirnya gagal meraih kemenangan- pada Pilpres 2004.

Terlebih, kakak kandung Rizal, Andi Mallarangeng, saat ini menjadi juru bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sejumlah kader PAN khawatir, Rizal hanya mengejar "proyek" tanpa ada kesungguhan membesarkan PAN dan menaikkan rating SB di mata publik.

Rizal tak menampik anggapan miring tersebut. Dia mengaku banyak terlibat dalam menyukseskan orang menjadi presiden. Termasuk kakaknya yang "dititipkan" ke SBY. "Tapi, saya bekerja sesuai etik dan tanggung jawab profesional. Saya membantu Mas Tris (Soetrisno Bachir, Red) hingga April 2009. Selama itu seluruh pikiran dan energi saya hanya untuk Mas Tris dan PAN," katanya.

Selesai kontrak, kelanjutan semua kerja sama PAN dengan Fox Indonesia diserahkan kepada SB -panggilan akrab Soetrisno Bachir. "Setelah April 2009 Mas Tris mau apa, saya siap menunggu," katanya.

April 2009 menjadi tonggak penting kontrak politik antara SB dan Fox. Sebab, saat itu bisa diketahui berapa raihan kursi PAN di DPR. Dengan demikian, hasil kinerja konsep Fox itu bisa dinilai.

Besarnya dana yang digelontorkan untuk program pencitraan diri -konon, mencapai Rp 300 miliar- yang menjadi pembicaraan para kader itu direspons Soetrisno. Dia meminta jajaran internal partainya tetap solid. Dia memastikan, dedikasi, loyalitas, dan pengorbanannya terhadap PAN tidak berkurang hanya karena menggelontorkan sejumlah uang untuk Fox. "Dana untuk partai malah akan bertambah terus," ucapnya.

Mengenai biaya iklan dan program Fox, Soetrisno meminta jajaran partai tidak iri. Sebab, pasang iklan di televisi, bioskop, koran, radio, dan media luar ruang memang memerlukan biaya tak sedikit. "Biar tak pusing sendiri, Anda sebaiknya tak usah tanya berapa uang yang saya keluarkan. Toh, Anda tak akan mampu menghitung," seloroh Soetrisno setiap ada kader PAN yang bertanya soal program Fox.

Rizal Mallarangeng mengakui, sekitar 70-80 persen biaya pencitraan diri itu terserap ke biaya iklan televisi. Sebab, biaya satu menit iklan di media elektronik saat prime time bisa Rp 30 juta-Rp 45 juta. Padahal, dalam sehari, rata-rata 180 kali tayang. "Anda bisa hitung sendirilah," katanya.

SB yang berlatar belakang pengusaha memang sedang bertaruh. Dia tak ingin suara PAN pada pemilu mendatang lebih rendah dibandingkan saat dipimpin Amien Rais. Karena itu, berbagai terobosan terus dilakukan. "Saya sudah kalah segala-galanya dari Pak Amien. Kesempatan saya mengalahkan Pak Amien cuma satu, yaitu merebut kursi DPR lebih banyak," katanya. Saat ini PAN memiliki 53 kursi di DPR.

Pertaruhan itulah yang mendorong dia mau merogoh kocek pribadi tiada henti. Berapa pun dan kapan pun. "Yang saya lakukan baru jurus biasa-biasa saja. Ini belum termasuk jurus dewa mabuk," ujarnya.

Lalu, dari mana saja sumber uang SB? Orang hanya mengenal dia sebagai juragan batik bermerek BL (Bachir Latifah) dari Pekalongan, Jateng. Dia memang lahir dan dibesarkan dari keluarga pengusaha batik. Tapi, berkat kerja keras dan kesungguhannya, dia kini telah menjadi pebisnis andal.

Lewat bendera Sabira Group yang bermarkas di gedung Landmark Jakarta, pria kelahiran 10 April 1957 itu merambah ke berbagai bidang usaha. Bisnis utamanya ialah mengeruk uang lewat pasar modal. Saham-saham blue chips selalu menjadi incarannya. Dia juga menanamkan uang ke berbagai perusahaan yang berprospek baik, seperti sektor migas, telekomunikasi, properti, dan perkebunan.

Konsep bisnis Soetrisno umumnya penyertaan modal ke perusahaan-perusahaan yang memiliki prospek baik. Termasuk bermitra dengan pengusaha-pengusaha papan atas nasional. Dengan pola itu, pundi-pundi periuknya terus membubung.

"Kalau banyak orang kesulitan mencari uang, alhamdulillah, saya diberi kesempatan untuk terus mencari celah mengeluarkan uang," ucap Soetrisno.

Dia membantu para kader PAN yang maju di ajang pilkada. Lewat zakat, dia membantu para duafa di seluruh negeri. Lewat SB Foundation, dia juga membantu pengembangan kewirausahaan dan beasiswa anak-anak Indonesia.

SB juga membantu permodalan koperasi simpan pinjam syariah di seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Untuk kantor DPP PAN, dia telah menghibahkan gedung berlantai tujuh di Jakarta senilai Rp 20 miliar.(el) -Jawa Pos, 26 Mei 2008

Tidak ada komentar: