19 April 2008

Menegpora: Goyang Dewi Persik Kebablasan

YOGYAKARTA, okezone.com - Menteri Negara Pemuda Olahraga (Menegpora) Adhyaksa Dault menegaskan, goyangan pedangdut Dewi Persik sudah kebablasan dan melampaui batas-batas norma kepatutan di masyarakat.

Sehingga, menurutnya wajar jika keberadaannya untuk pentas di berbagai tempat akhir-akhir ini selalu diprotes dan dicekal.

"Kalau lihat aksinya di panggung memang goyangannya sudah melampaui batas norma di masyarakat. Makanya dia diprotes dan dicekal di mana-mana," kata Adhyaksa usai menjadi pembicara Simposium Nasional Kepemimpinan Pemuda 2008 di University Center UGM, Yogyakarta, Sabtu (19/4/2008).

Menurut Adhyaksa, sebenarnya untuk pelarangan-pelarangan seperti dalam kasus Dewi Persik dilakukan secara kaidah kelembagaan, dan bukan kepada subjeknya. Untuk itu, menurut dia, saat ini pemerintah bersama DPR tengah berusaha menyelesaikan RUU Pornografi dan Pornaksi.

"Jangan melarang ke person-nya, tapi kaidah dan secara kelembagaan. Makanya kita tunggu saja pengesahan RUU pornografi itu," katanya.

Ia sendiri mengaku sudah memberikan peringatan kepada Dewi Persik untuk mengurangi goyangan yang kebablasan itu. Adhyaksa yakin, jika Dewi Persik mau berubah dan meninggalkan goyang "gergaji"-nya, maka dia akan terus dipakai masyarakat.

"Pasti akan selalu dipakai masyarakat, asalkan dia mau berubah. Kalau tak mau berubah ya akan ditinggalkan," tegas Adhykasa.

Meutia Hatta: Goyang Dewi Persik Nggak Harus Heboh

Pencekalan Dewi Persik di sejumlah daerah membuat Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta angkat bicara. "Goyang Persik nggak harus heboh," katanya.

Pedangdut dengan goyang gergaji itu telah dicekal tampil di Tangerang, Bandung, dan Depok. Para pemimpin daerah tersebut melarang Persik bergoyang di wilayahnya.

"Setiap daerah ada ukuran sopan dan tidak sopannya mengenai goyangnya Persik. Ada yang menilai terlalu menonjol. Kenapa Persik tidak menyesuaikan diri? Kalau misalnya dia artis yang baik dan serba bisa, seharusnya bisa menyesuaikan," beber Meutia di Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (18/4/2008).

Dari kacamata Meutia, pencekalan serempak tersebut menimpa Persik bukan tanpa sebab.

"Tentu saja, pencekalan di setiap daerah itu ada sebabnya. Mungkin, goyangan dia terlalu heboh. Untuk itu lebih baik goyangnya dikurangi. Goyang kan nggak harus heboh, bisa dilakukan dengan lebih sopan," sarannya.(ang)

Tidak ada komentar: