Janji Lebih Objektif dan Independen
JAKARTA - Program acara parodi politik Republik Mimpi kembali menemui penggemarnya. Sempat terhenti beberapa waktu, sejak hari ini mereka tayang setiap Jumat mulai pukul 20.00. Tapi, penayangannya tidak lagi di Metro TV. Sebab, Republik Mimpi sudah hijrah ke tvOne.
Secara konsep, tidak ada perbedaan prinsip. Namun, salah seorang pengisi acara, Jarwo Kwat (JK), menjanjikan sedikit perubahan dalam penyajian acara. Salah satunya adalah berusaha tampil lebih objektif, kritis, dan independen dalam mengupas permasalahan aktual, terutama yang terjadi di Indonesia. "Sebab, sudah cukup kami selama ini dizalimi," jelas Effendi Gazali, konseptor acara, saat jumpa pers di Studio One kemarin (28/2).
Presiden si Butet Jogja (SBY) mengatakan juga tidak akan tebang pilih. Meski semua orang tahu siapa petinggi tvOne, tempat acara tersebut tayang saat ini, ketika mengupas kasus lumpur Lapindo, komentar-komentarnya tidak lantas lembek. "Kami akan tetap tegas dan independen," ujarnya.
Republik Mimpi akan selalu tayang secara live di atas sebuah panggung yang di-setting agar bisa menjaga kedekatan dengan audience. Menurut Effendi, itu merupakan salah satu perbaikan dari sebelumnya yang terlalu jauh dengan hadirin. "Kami juga akan memberikan sesi khusus kepada penonton di studio dari kalangan aktivis kampus, LSM, atau masyarakat yang ingin berkomentar," katanya.
Selain itu, Effendi membuka kesempatan kepada masyarakat untuk mengirimkan rekaman berisi keluhan atau kiritik apa pun dari kejadian selama seminggu. "Tema rekaman tersebut lebih kepada apa yang mereka (masyarakat, Red) benci selama seminggu itu. Kami memang saat ini lebih fokus pada penanganan pelayanan publik," tuturnya.
Para pemeran utama di Republik Mimpi menjanjikan penampilan terbaik pada acaranya kali ini. Menurut Gus Pur, dirinya akan main bagus asalkan AC di studio berfungsi dengan baik. "Kalau nggak ada AC, ya nggak jalan. Kalau berkeringat, mana bisa konsentrasi," jelasnya dengan gaya khas.
Sebelum jumpa pers kemarin, Gus Pur dan sebagian besar personel Republik Mimpi memang mengeluhkan kondisi studio One yang tidak nyaman. Tidak ada AC. Selain itu, akses menuju studio yang terletak di gedung Pasaraya Grande lantai 9 tersebut sulit. "Saya dari bawah menuju ke lantai 9 saja sampai 45 menit," ucap dia kepada pihak stasiun tvOne.
Keluhan Gus Pur itu didukung oleh Habudi. Duplikat tokoh Habibie tersebut mengatakan, saat ini sudah zamannya high tech. Dengan gaya bicara ala Habibie, dia kemudian meminta agar pihak stasiun tv segera memperbaiki kekurangan itu. "Saya kan terbiasa dingin. Di Jerman kan dingin. Tolong, AC dan liftnya diperbaiki," tambahnya.
Republik Mimpi pindah ke tvOne karena kontraknya di Metro TV sudah habis. Sebagai ganti Metro saat ini juga punya acara parodi politik baru bertajuk Democrazy yang tayang setiap Minggu pukul 21.00. (gen/ayi)
Disalin dari Jawa Pos, 29/2/2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar