13 Desember 2009

Televisi; Gendut Itu Lucu

Minggu, 13 Desember 2009 | Tubuh subur menjadi tontonan di televisi. The Biggest Loser Asia menampilkan orang berberat 200-an kilogram yang siap di-"langsing"-kan.

Sesi penimbangan badan adalah momen menegangkan. Wajah Kevin Yue (27), peserta berbobot 215 kilogram asal Filipina, tampak cemas saat kakinya melangkah ke mesin penimbang. Ketika timbangan menunjukkan angka 201 kilogram, Kevin berteriak dengan emosional.

Hari itu Kevin menjadi peserta The Biggest Loser Asia (TBLA) yang berat badannya turun paling banyak, yakni 14 kilogram. "Saya belum percaya," kata laki-laki yang mengaku malu keluar rumah selama lima tahun terakhir karena tubuhnya terlalu tambun.

Berat badan memang menjadi isu sentral dalam program reality show yang ditayangkan Hallmark Channel ini (di Indonesia ditayangkan televisi berbayar First Media, Indovision, Telkomvision, dan YesTV setiap Selasa malam). Maklum, TBLA adalah reality show yang menantang 16 peserta bertubuh subur untuk menurunkan berat badan sebanyak-banyaknya. Dalam acara ini, peserta dibagi dalam dua kelompok yang bersaing.

Agar berat badan turun drastis, mereka digembleng pelatihan fisik minimal empat jam sehari di sebuah kamp di Malaka, Malaysia, seperti lari, shadow boxing, dan naik tangga. Peserta perempuan harus diet 1.200 kalori per hari dan laki-laki 1.500 kalori di bawah pengawasan ahli. Namun, mereka juga digoda dengan makanan enak.

Setiap minggu bobot mereka ditimbang. Tim yang kalah bersaing dalam menurunkan bobot total harus mengeliminasi salah satu anggotanya. Pada akhir kompetisi, peserta bersaing secara perseorangan. Peserta yang bobotnya turun paling banyak dinyatakan sebagai pemenang dan diganjar hadiah sebesar 100.000 dollar AS atau hampir Rp 1 miliar.

Drama dan konflik yang muncul selama peserta menjalani pelatihan dieksploitasi sedemikian rupa menjadi sebuah tontonan. Pemirsa bisa melihat peserta yang gemuk-gemuk itu kepayahan ketika meniti tangga, bertengkar satu sama lain, atau menangis bersama.

Sebagaimana reality show, acara ini juga mengungkap kisah hidup para peserta yang sebagian miris. Ada yang membenci diri sendiri, takut umurnya pendek, dikhianati suami, kehilangan pekerjaan, atau jadi bahan olok-olok. Semua itu lantaran tubuh mereka yang gemuk.

"Orang gemuk sering kali diasosiasikan sebagai orang lucu karena salah satu kelebihan kami adalah bisa menertawai keadaan kami. Namun, percayalah, hati kami menangis," kata Damietha Mataram (28), satu dari dua peserta asal Indonesia, Jumat (11/12).

Produser Eksekutif TBLA Riaz Mehta, Jumat, mengatakan, TBLA dibuat untuk menginspirasi jutaan penonton di Asia bahwa mereka pun bisa mengatasi obesitas dan hidup sehat serta panjang umur.

Sebelum dibuat dalam versi Asia, The Biggest Loser sudah disiarkan di Amerika Serikat sejak 2004 dan konon ditonton 11,8 juta penonton. Acara ini selanjutnya diproduksi di 25 negara dan ditayangkan di 90 negara.

Tubuh dan dagang

Reality show yang memiliki semangat "mengubah" tubuh, bahkan hidup orang, bukan hanya TBLA. Di Global TV pernah ada acara Be A Man yang ingin "mengembalikan" waria menjadi "laki-laki sejati" yang gagah dan macho. Caranya dengan menggojlok mereka di kamp pelatihan militer selama 14 hari. Acara tersebut telah tayang dua musim. Tahun 2009 Be A Man diputar pada periode 13 Maret-26 Juni.

Mengapa tubuh menjadi isu yang penting buat industri? Yasraf Amir Piliang dalam buku Dunia yang Dilipat mengatakan, dalam sistem budaya kapitalisme, tubuh dengan berbagai potensinya menjadi dasar (raison d'etre) setiap produksi komoditas.

TBLA melalui televisi menanamkan kesadaran (atau ilusi) kepada jutaan pemirsa tentang pentingnya memiliki tubuh langsing, bugar, dan menggemaskan seperti para model dan bintang sinetron, tentunya dengan embel-embel gaya hidup sehat.

Bersamaan dengan itu, mereka membuat produk penunjang, seperti buku, DVD, peralatan kebugaran, suplemen protein, serta produk kesehatan dan gaya hidup. Ini dagang, Bung. (BUDI SUWARNA) -- http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/12/13/03374699/gendut.itu.lucu

Tidak ada komentar: